Peristiwa

Tekan Penggunaan Obat Kimia, Bank Sampah Buat Pestisida Dari Pampers dan Buah Bintaro

Petani menyiapkan pestisida dari pampers, buah bintaro dan karbit untuk membasmi tikus di Desa Banjarsari, Bareng, Jombang, Jawa Timur, Senin (16/1/2017). FaktualNews.co/Arief/

 

JOMBANG, faktualnews.co – Berawal dari keperihatinan petani di Desa Banjarsari, Kecamatan Bareng, terhadap serangan hama tikus yang semakin mengganggu dan menghambat pertanian warga.

Kelompok bank sampah dan kelompok tani di desa setempat membuat inovasi pestisida organik dari pampers dicampur buah bintaro dan karbit untuk membasmi hama tikus.

“Kebetulan kita punya bank sampah, kerjasama dengan kelompok tani yang pernah mengikuti pelatihan, kemudian kita konsep pampers untuk digunakan menanggulangi hama tikus,” kata Ketua Kelompok Bank Sampah Desa Banjarsari, Samiaji kepada awak media di Jombang, Jawa Timur, Senin (16/1/2017).

Ia menuturkan, sebenarnya buah bintaro sudah dikenal oleh para petani untuk mengusir hama tikus tapi belum banyak dimanfaatkan mansyarakat. “Caranya mudah pertama buah bintaro diambil getahnya dicampur air sedikit, kemudian ambil pampers lalu dikasih karbit tinggal dimasukan ke lubang-lubang tikus,” terangnya.

Samiaji melanjutkan, buah bintaro tersebut memang tidak disukai tikus, kemudian karbit digunakan untuk mematikan tikusnya. Berdasarkan dari percobaan sebelumnya, inovasi pestisida buah bintaro, karbit dan pampers sebagai bahan baku itu sekitar 90 persen tikus mati. “Yang gak mati sich biasanya keluar dari lubang lain,” ungkap Samiaji sambil tertawa.

Selain alami, pestisida tersebut juga ramah lingkungan dan harganya murah dibanding pestisida kimia yang banyak menimbulkan kerusakan lingkungan maupun bahaya bagi tubuh manusianya.

“Cuma pampersnya tidak bisa diurai, kita masih melakukan penyempurnaan lagi. Untuk sampai digunakan suapaya hama tikus hilang belum sampai kesana sementara kita memaksimalkan pestisida dari pampers tersebut sambil melakukan evaluasi terus,” pungkas Samiaji.

Sementara itu, salah satu petani mengatakan pestisida buatan ini lebih efektif dari obat kimia yang banyak bahayanya. “Lebih baik gak ada efeknya baunya juga gak menyenggat dari pada obat kimia,” ujar Triono.

Dia melanjutkan, pestisida yang dibuat ini dari segi harga terbilang murah harga karbit sekitar Rp 50 ribu perkilo sedangkan pestisida kimia per botol hampir Rp 50 ribu. “Kalau pakai buah bintaro semisal satu liter untuk penyemprotan bisa sampai seminggu, buahnya pun kita gak beli mudah untuk ditemukan, jadi bisa membantu petani untuk menggurangi penggunaan obat kimia, biar tanaman lebih subur,” pungkas Triono. (rep/on)