Pendidikan

Minim Guru TPQ, PERGUNU Minta Pemkab Jombang Lebih Peduli

Ilustrasi

JOMBANG, faktualnews.co – Meski terkenal sebagai kota santri, namun Jombang masih sangat minim akan guru Taman Pendidikan Al-Quran (TPQ). Sebagaimana diungkapkan oleh Abdul Aziz, salah satu satu pengajar TPQ Al-Muttaqin, Desa Purisemanding. Menurutnya, mayoritas TPQ di desanya kekurangan staf pengajar. Padahal, animo masyarakat untuk belajar baca tulis Alquran mulai meningkat.

“Setiap hari ada sekitar 150 anak yang belajar ngaji di sini (TPQ). Belum dihitung lagi orang dewasa yang berjumlah sekitar 30 orang. Namun kami hanya punya enam pengajar,” ungkapnya. Aziz kuatir, jika kondisi itu tidak cepat tertangani, sejumlah anak didik -khususnya di Desa Purisemanding- lebih memilih bergaul dengan orang-orang jalanan yang tak jelas masa depannya.

Selain itu, anak didik bias memilih bekerja di usia yang masih anak-anak, kemudian melepas aktivitas ngajinya. “Ini aksi bela Alquran yang sesungguhnya. Dikhawatirkan kalau anak didik tidak diajarkan secara maksimal, mereka akan kembali ke sawah, jalan, dan bergaul dengan miras serta narkoba,” ujarnya.

Terpisah, Ahmad Faqih Ketua Pengurus Cabang (PC) Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu) Jombang menyayangkan fakta kekurangan tenaga pengajar TPQ justru terjadi di Jombang yang nota bene dikenal dengan kota seribu pesantren. “Dalam kaca mata Pergunu Jombang, fakta kekurangan guru TPQ di Jombang tentu sangat miris. Jombang yang dikenal khalayak sebagai kota santri dan pesantren kok sampek mengalami krisis guru TPQ,” kata Ahmad Faqih, Rabu (18/1/2017) kepada awak media.

Ia pun meminta agar Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jombang segera turun tangan dan menggandeng beberapa pihak terkait, seperti asosiasi TPQ, Madrasah Diniyah (Madin), pesantren bahkan perguruan tinggi di Jombang.

Selain itu, hal yang masih bisa dioptimalkan untuk mendongkrak pemenuhan guru TPQ adalah program pengabdian untuk setiap mahasiswa di sejumlah perguruan tinggi di Jombang. Semisal kuliah kerja nyata (KKN) atau dalam bentuk program lain yang sudah menjadi ketentuan setiap kampus.

“Perlu kiranya mahasiswa tingkat akhir dan santri yang hendak lulus diberikan materi berbentuk latihan “amaluttadris” praktek mengajar yang disebar ke seluruh wilayah Jombang harus dimaksimalkan,” pungkasnya.(wat/san)