Kriminal

Warga Resah Aksi Begal Marak Di Jombang

ilustrasi

 

JOMBANG, FaktualNews.co – Maraknya aksi kejahatan jalanan di wilayah Kabupaten Jombang, semakin meresahkan warga. Pasalnya banyak pengendara yang menjadi korban, namun sampai saat ini pihak kepolisian belum membentuk tim khusus untuk memberantas begal dan jambret.

“Kudune kepolisian Jombang, nyontoh gerakan kepolisian Depok dengan membentuk tim jaguar untuk memberantas kejahatan jalanan, seperti begal maupun jambret di wilayah kota santri,” tulis akun Anwar Ghozali di media sosial facebook, Rabu (1/2/2017).

Peryataan ini disampaikan akun Anwar Ghozali, terkait kekhawatiran dan keluhan masyarakat atas semakin maraknya aksi begal yang terjadi di Kabupaten Jombang dan sekitarnya.

“Jombang sudah menjadi kota perantauan, harusnya polisi tanggap dengan hal ini (jambret dan begal). Penduduk Jombang bukan hanya orang asli Jombang saja ada dari daerah lain yang menetap disini,” terangnya.

Anwar pun, mengungkapkan bahwa berbagai watak atau pun kebiasaan orang luar secara tidak langsung bisa menular ke masyarakat Jombang. Dirinya merasa khawatir karena kasus penjambretan, pemerkosaan, begal dan pencurian semakin marak. “Hampir setiap hari ada kejadian itu ada di Jombang. Saat ini Jombang siaga kriminalitas. Jo ngurusi tilang uea pak,” kicaunya.

Menangapi hal tersebut, Kapolres Jombang AKBP Agung Marlianto menegaskan, sebenarnya angka kriminalitas di Jombang belum tinggi, hanya saja menurutnya dalam dua tiga hari ini ada dua kejadian jabret di wilayah Jombang. “Dua kejadian yang pertama jabret membawa kabur uang Rp 5 juta, kedua Rp 3,5 juta. Dalam waktu dekat kita akan ungkap kasus tersebut, mohon doanya biar cepet ditangkap,” terangnya.

Untuk mengantisipasi maraknya aksi kriminalitas begal, Agung mengungkapkan bahwa polres Jombang sudah mempunyai kring reskrim. “Jadi semua penyidik reskrim Polres Jombang dan penyidik semua Polsek wajib patroli seperti Bhabinkamtibmas, untuk mengumpulkan semua informasi di masyarakat untuk ungkap kasus yang ada,” jelas Agung.

Sementara itu, dirinya menilai pembentukan tim khusus untuk penanganan begal belum perlu karena angka kriminalitasnya masih rendah. “Kan ada unit resmob, saya kira unit itu sudah mampu untuk menangani aksi kejahatan jalanan di wilayah Jombang. Ada tim khusus tapi untuk penanganan kasus yang menonjol,” pungkas Agung. (rep/san)