Peristiwa

Usia Terpaut 54 Tahun, Pemuda Ini Jatuh Hati Dengan Wanita 82 Tahun

Sofian Loho Dandel (28), warga Pulau Mantehage, Minahasa Utara, saat menikahi jodohnya Martha Potu (82). Foto Istimewa

 

JOMBANG, FaktualNews.co – Cinta itu tidak memandang banyak hal, salah satunya cinta tidak memandang usia. Perbedaan usia yang cukup jauh tidak menjadi sebuah masalah bagi dua anak manusia untuk saling mencintai.

Rasa nyaman yang kadang tidak dirasakan orang pada umumnya, kadang justru dirasakan oleh pasangan yang usianya cukup jauh. Mungkin itu dirasakan Sofian Loho Dandel (28), warga Pulau Mantehage, Minahasa Utara, yang tak menyangka jodohnya adalah Martha Potu yang telah berusia 82 tahun.

Walau terpaut 54 tahun, cinta mampu menepis jurang perbedaan usia mereka.

Dilansir dari Kompas.com, dua orang yang baru saja melangsungkan pemberkatan nikah pada Sabtu (18/2/2017) ini tak segan menunjukkan kemesraan mereka.

Sofian merangkul pundak Martha saat melayani sesi wawancara. Dia kemudian menuturkan awal mula dia menemukan tambatan hatinya.

“Setahun lalu ada telepon masuk ke ponsel saya. Tidak tahu siapa, saya angkat dan kami berkenalan. Mulai dari situ kami terus berkomunikasi,” cerita Sofian.

Komunikasi yang intens membuat Sofian yang saat itu bekerja di sebuah bengkel di Kotamobagu merasa menemukan cintanya.

“Saya belum pernah pacaran sebelumnya. Saya merasa jatuh cinta,” kata Sofian.

Tak tahan dengan perasaan cintanya, Sofian pun kemudian nekat mendatangi Martha di Lelama, yang jaraknya cukup jauh. Saat pertama bertemu secara fisik dengan Martha, Sofian terkejut.

BACA JUGA :

[box type=”shadow” ]

[/box]
“Saya tidak tahu kalau Martha sudah setua ini. Namun, kami merasa benar-benar jatuh cinta, dan sepakat melanjutkan hubungan ini,” tutur Sofian.

Merasa sudah cocok satu sama lain, kedua insan yang dimabuk cinta ini lalu berencana meresmikan hubungan mereka. Banyak pihak yang menentang rencana itu, terutama keluarga Martha. Namun, tekad mereka sudah bulat, harus menikah.

Sofian pun kemudian menyampaikan rencana pernikahan itu kepada orangtuanya yang ada di Pulau Mantahage. Sofian lalu mengajak orangtuanya untuk menemui Martha dan melamarnya. Sewaktu datang ke rumah Martha di Lelema, Sofian tak memberi tahu usia calon istrinya.

“Kami tidak tahu kalau calon istrinya seorang nenek. Sangat terkejut waktu itu, tetapi mau bilang apa. Kami lihat mereka saling menyayangi, ya kami setuju saja dengan pilihannya. Jodoh kan urusan Tuhan,” ujar ibu Sofian, Magdalena (60).

Pemberkatan pernikahan mereka menjadi heboh saat salah satu tamu undangan yang hadir mengunggah foto-foto pasangan ini ke media sosial. Beragam tanggapan dilontarkan netizen. Banyak yang mencibir pilihan Sofian.

“Sama seperti yang pendeta sampaikan sewaktu pemberkatan, kami akan setia sampai selamanya, sampai Tuhan mengizinkan hidup kami,” kata Sofian.

Hal itu diaminkan pula oleh Martha. Suaminya meninggal 10 tahun lalu. Martha tinggal sendiri di rumahnya. Kedua anaknya kini berada di Jerman dan Arab Saudi.

“Saya terus berdoa kepada Tuhan, jika masih diizinkan dan diberi kesempatan, saya meminta ada pendamping yang bisa mengurus saya pada usia tua ini. Tak menyangka, Tuhan mengutus Sofian,” kata Martha.

Dua orang yang terlihat romantis ini kini optimistis menjalankan bahtera rumah tangga mereka. Panggilan “mami-papi” pun kini menjadi sapaan saling sayang Sofian dan Martha. (*)