Peristiwa

Jumlah Penduduk di Kabupaten Jombang Kian Padat

Achmad Sjarifudin, Kepala Dispendukcapil Kabupaten Jombang.
Foto : R Suhartomo/FaktualNews

 

JOMBANG, FaktualNews.co – Berdasarkan data di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dispendukcapil) Kabupaten Jombang, mulai 2014 sampai 2016 jumlah penduduk di Kabupaten Jombang, Jawa Timur, mengalami kenaikan signifikan sekitar 20 persen.

’’Jadi persentase bersihnya dari 2014 ke 2016 naik sekitar 3 sampai 4 persen. Sudah termasuk balita dan yang meninggal dunia,’’ kata Kepala Dispendukcapil Kabupaten Jombang, Achmad Syarifudin, Rabu (8/3/2017).

Selama tiga tahun itu angka kenaikan rata-rata 20 ribu jiwa. Pada 2014 ke 2015 misalnya, kenaikan penduduk seitar 18,271 ribu jiwa. Yang semula 1,272,914 juta jiwa menjadi 1,291,185 juta jiwa. ’’Sementara dari 2015 ke 2016 kenaikan sekitar 20,218 ribu jiwa,’’ ujarnya.

Pada tahun lalu, jumlah penduduk yang tercatat mencapai 1,311,403 juta jiwa. Diperkirakan tahun ini juga mengalami kenaikan penduduk Jombang. ’’Jelas tiap tahunnya naik, mulai yang melahirkan, hingga mereka yang pindah domisili ke Jombang,’’ ungkap Syarifudin.

Artinya kenaikan tersebut bukan berarti program keluarga berencana (KB) tak berjalan optimal. ’’Program itu bukan memutuskan atau menghentikan, tapi mengatur,’’ tegasnya.

Lantas, bagaimana dengan tingkat kesejahteraan masyarakat? Syarifudin tak bisa menjelaskan dengan gamblang. ’’Karena banyak pihak yang menangani, kami hanya mendata. Misal bisa dicek lewat Dinas Sosial tentang jumlah bantuan bagi warga miskin,’’ ungkapnya.

BACA JUGA :
[box type=”shadow” ]

[/box]
Dari jumlah tersebut, total tahun lalu yang wajib rekam e-KTP (Kartu Tanda Penduduk elektronik) 9.589 ribu jiwa. Proses perekaman sekarang tetap dilaksanakan. ’’Tahun lalu sekitar 25 ribu jiwa sudah terekam tapi belum menerima e-KTP. Karena kekosongan blangko,’’ ungkapnya.

Menyusul tak pastinya kapan persediaan blanko e-KTP segera tersedia. Syarifudin mengaku tidak tau kapan akan datang karena, Pemerintah pusat bahkan sudah menggelar dua kali lelang, namun berakhir dengan kegaggalan. ’’Jadi mendekati akhir tahun lalu gagal kemudian awal 2017 juga gagal. Dilanjutkan pada Februari, dan sudah ada pertemuan di Surabaya pada Maret lalu, sekarang masih proses. Penyebabnya apa kami juga kurang tahu persis,’’ tuturnya.

Otomatis, warga yang kini sudah terekam sementara harus lebih bersabar. Sebab, persediaan blanko tanpa batas waktu yang ditentukan. Artinya, jika hingga pertengahan tahun tak kunjung ada kejelasan, masyarakat bisa memaksimalkan suket (surat keterangan). ’’Mulai bulan ini permintaan suket naik. Per-hari sekitar mencapai 200 suket yang keluar, padahal hari-hari biasa dulu masih sekitar 100 suket. Mungkin, karena mendekati akhir tahun ajaran baru. Karena wajib KTP-el bagi pemula juga banyak,’’ pungkasnya. (rep/san)