FaktualNews.co

Buka Bhakti Kesehatan di Ponpes Tebuireng, Menkes : Usia 7 – 18 Tahun Rentan Terhadap Gangguan Ketulian

Pendidikan     Dibaca : 1997 kali Penulis:
Buka Bhakti Kesehatan di Ponpes Tebuireng, Menkes : Usia 7 – 18 Tahun Rentan Terhadap Gangguan Ketulian
Menteri Kesehatan RI, Nila Juwita Moloek saat memukul gong pertanda pembukaan bhakti kesehatan di Ponpes Tebuireng Jombang, Jawa Timur. Foto : R Suhartomo/FaktualNews

Menteri Kesehatan RI, Nila Juwita Moloek saat memukul gong pertanda pembukaan bhakti kesehatan di Ponpes Tebuireng Jombang, Jawa Timur.
Foto : R Suhartomo/FaktualNews

JOMBANG, FaktualNews.co – Menteri Kesehatan RI, Nila Juwita Moloek, membuka secara resmi Bakti Kesehatan Telinga, Pendengaran dan Mata bagi para santri dan calon santri dan warga Jombang di Pondok Pesantren (Ponpes) Tebuireng, Jombang, Jawa Timur, Sabtu (11/3/2017).

Acara yang berlangsung pada 11 –  13 Maret 2017 bertujuan untuk mendeteksi dini terhadap anak-anak pesantren dan anak anak sekolah, apabila terdapat gangguan pendengaran. Sehingga dapat segera diobati agar tidak mengganggu proses belajar mereka.

Dalam kesempatan tersebut, Menkes menyoroti mengenai masalah gangguan ketulian pada masyarakat Indonesia. Prevalensi ketulian di Indonesia, ujar Menkes, diperkirakan 4,5% (11,5 juta) dengan penyebab penyakit telinga 18,5%, gangguan pendengaran 16,8%, dan tuli berat 0,4%.  Angka ini tertinggi pada usia 7-18 tahun atau pada anak SD, SMP, dan SMA.

Berdasarkan hasil Riskesdas 2013, lanjut Menkes, menunjukkan 2,6% penduduk Indonesia berusia 5 tahun mengalami gangguan pendengaran; 0,09% ketulian; 18,8% serumen prop (gumpalan kotoran pada telinga yang mengeras), dan 2,4% sekret (cairan) di liang telinga.

“Di Kabupaten Jombang, prevalensi serumen bilateral pada anak usia 6-12 tahun tergolong masih cukup tinggi yaitu 14%” tandas Menkes.

Dihadapan para undangan dan para santri Menkes berharap kegiatan Bakti Kesehatan dapat memberikan manfaat bagi masyarakat, khususnya para calon santri, santri dan masyarakat Kabupaten Jombang.

“Begitu pentingnya telinga dan pendengaran dalam agama Islam dengan diterimanya wahyu pertama kepada Nabi Muhammad SAW adalah dengan menggunakan pendengaran”, ujarnya.

Pada kesempatan tersebut Menkes juga menyerahkan bantuan Pemberian Makanan Tambahan sebanyak 2,5 ton kepada Pesantren tebu ireng. Selain itu juga Masyarakat Jombang juga menerima bantuan berupa Alat Bantu Dengar dari Starkey Foundation dan THT Promotif Kit untuk Puskesmas dan Tenaga Kesehatan dari BPJS Kesehatan.

Sementara itu, KH Salahudin Wahid (Gus Solah), Pengasuh Ponpes Tebuireng saat memberikan sambutan menyampaikan apresiasi kepada Menkes yang sudah menjadikan pesantren sebagai tempat melakukan gerakan kesehatan.

“Kami berterimakasih kepada ibu Menteri, Tebuireng selama ini memang sudah melakukan langkah-langkah mendukung gerakan kesehatan,” ujarnya.

Adik kandung KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) ini juga menyebutkan, Ponpes Tebuireng merupakan pondok pertama yang melarang santrinya merokok. Hal itu diterapkan sebagai langkah mengajarkan santri hidup sehat. “Jadi, sudah lama santri disini dilarang merokok. Santri juga selalu kami minta untuk menjaga kebersihan untuk kebaikan kesehatan,” pungkas Gus Solah.

Hadir dalam kesempatan tersebut, Wakil Bupati Jombang Mundjidah Wahab, Ketua TP PKK Jombang, Tjaturina Wihandoko, dan sejumlah pejabat Pemkab Jombang. (oza/oza)

[box type=”shadow” ]

BACA JUGA :

[/box]

 

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Romza