NGANJUK, FaktualNews.co – Upaya pencarian lima orang korban longsor di Dusun Dlopo, Desa Kepel, Kecamatan Ngetos, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, Rabu (12/4/2017), masih belum membuahkan hasil meskipun titik tertimbunnya korban sudah diketahui.
Karena proses pencarian korban petugas gabungan masih menggunakan peralatan manual seperti cangkul dan sekrop. “Sementara ini alat berat masih kesulitan untuk menuju ke lokasi. Kita masih melakukan dengan cara manual selain cangkul juga menggunakan alat semprot air,” kata koordinator lapangan, Farid Supriyadi kepada FaktualNews.co, Rabu (12/4/2017).
Ia menjelaskan, proses pencarian saat ini difokuskan di dua titik tertimbunnya korban, berdasarkan peciuman anjing pelacak.
Dua ekor anjing pelacak yang diterjunkan langsung mengendus ke atas gundukan tanah yang diduga para korban tertimbun tanah, salah satunya di bawah sebuah pohon besar yang tumbang terbawa longsor. “Dugaan itu diperkuat dengan keterangan saksi-saksi yang melihat posisi korban saat peristiwa longsor terjadi,” ujarnya.
BACA JUGA :
Beratnya medan, menurut Farid menjadi faktor sulitnya mencari korban. Selain material lumpur yang ada dilokasi juga bebatuan cukup besar, sehingga petugas gabungan harus ekstra hati-hati.
Sementara itu masih kata Farid, upaya lain untuk mencegah terjadinya banjir bandang akibat tersumbatnya aliran sungai, petugas membuat sudetan atau jalan air agar tak terbendung. Dikhawatirkan aliran sungai yang membentuk bendungan sedalam 50 meter ini akan memicu banjir bandang di kawasan bantaran sungai. Padahal di kawasan itu terdapat sedikitnya 170 kepala keluarga yang bermukim dan telah dievakuasi sejak kemarin.
Data yang dihimpun dari BPBD Nganjuk terdapat lima penduduk yang tertimbun material longsor. Mereka adalah Khodri (15), Doni (23), Dwi (17) dan Bayu (14). Keempatnya warga Desa Sumber Bendo, Kecamatan Ngetos, Kabupaten Nganjuk. Sedangkan korban lainnya adalah Paidi (55) warga Dusun Janti, Desa Blongko, Kecamatan Ngetos, Nganjuk. (oni/rep)
Simak videonya :