Geliat Santri Jombang Belajar Budidaya Ikan Sistem Bioflok
JOMBANG, FaktualNews.co – Senyum ceria mengembang di wajah puluhan santri Jombang, Jumat (14/4/2017) siang. Wajah-wajah sumringah itu adalah para peserta pelatihan budidaya ikan lele dengan sistem bioflok yang digelar di Gedung Diklat Pesantren Tebuireng.
Pelatihan ini merupakan hasil kerjasama Pesantren Tebuireng dengan Balai Diklat Perikanan Banyuwangi. Sebanyak 60 peserta yang berasal dari sembilan pondok pesantren di Kabupaten Jombang, turut serta dalam kegiatan ini.
Kepala Pusat Pelatihan dan Penyuluhan Kelautan dan Perikanan Mulyoto mengatakan, kegiatan ini unntuk mendukung target konsumsi ikan nasional sebesar 47,12 kg perkapita/tahun. Selain mendukung target konsumsi ikan, peserta pelatihan diharapkan dapat menjadi wirausahawan baru di sektor perikanan.
“Jika satu peserta punya sepuluh kolam, dan hasil satu kolam sebanyak satu ton, maka akan ada 10 ton ikan lele yang dihasilkan dari pelatihan ini,” tuturnya saat membuka acara pekan kemarin.
Pada kesempatan sama, Kepala Balai Diklat Perikanan Banyuwangi, I Wayan Suarya menjelaskan bahwa program pelatihan di Pesantren Tebuireng Jombang ini direncanakan sebanyak 120 peserta dengan dua periode pelaksanaan.
“Harapan kami, setelah pelatihan ini, peserta tidak berhenti. Tapi melanjutkan proses budidaya lele sampai membuahkan hasil,” harap Wayan.
Dalam pelatihan selama lima hari itu, peserta mendapatkan materi tentang kebijakan peningkatan produksi perikanan budidaya. Juga teknik penyiapan kolam bioflok, memilih benih, menebar benih, membuat pakan buatan, dan memberi pakan.
“Peserta juga dilatih melakukan monitoring pertumbuhan ikan, mengidentifikasi hama dan penyakit ikan, serta cara memanen ikan,” ujar Pantja Waluya, salah satu anggota tim instruktur dari Balai Diklat Perikanan Banyuwangi.
Selama pelatihan berlangsung, peserta tampak antusias mengikuti materi dan melaksanakan praktek pembuatan kolam bioflok hingga penyiapan pakan.
“Selama beberapa tahun, saya melakukan budidaya lele tanpa ilmu dan guru yang kompeten. Alhamdulillah, lima hari ini saya mendapatkan ilmu dan pengalaman dari ahlinya,” ujar Ahmad Ma’mun, salah satu santri Pesantren Walisongo Cukir.
Saat menutup pelatihan, Mudir Pesantren Tebuireng Lukman Hakim berpesan agar peserta benar-benar dapat memenuhi harapan dari pelaksanaan program ini.
“Buktikan bahwa santri Tebuireng dan sekitarnya juga dapat belajar menjadi wirausahawan di sektor perikanan,” pesan pria kelahiran Banten ini.
Sementara itu, pelatihan ini diikuti oleh sembilan pensantren, antaralain Pesantren Tebuireng, Pesantren Al-Masruriyah Tebuireng, Pesantren Al-Aqobah Kwaron Diwek, PP Fathul Ulum Sanan Puton Diwek.
PP Khoiriyah Hasyim Seblak, PP Madrasatul Quran Tebuireng, PP Urwatul Wutsqo Bulurejo Diwek, dan PP Walisongo Cukir Diwek. Juga sembilan mahasiswa dan santri dari Ma’had Mahasiswa Universitas Hasyim Asy’ari (Unhasy) Tebuireng.(oza/ivi)