200 Juta Orang di China Meninggal Akibat Rokok
JENEWA, FaktualNews.co – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Program Pembangunan PBB (UNDP) mencatat lebih dari 200 juta orang di China dalam 100 tahun terakhir meninggal karena disebabkan rokok.
Dalam laporan yang diumumkan pada Jumat (14/4/2017), dua badan PBB itu mengatakan bahwa sebagian besar kematian tersebut terjadi di kalangan warga miskin.
Para pejabat WHO dan UNDP memperingatkan bahwa biaya yang harus dikeluarkan pemerintah China untuk mengatasi dampak rokok, yang mencapai hampir US$60 miliar atau sekitar Rp797 triliun pada 2014 naik sepuluh kali lipat dari tahun 2000 tak bisa lagi dipertahankan.
BACA JUGA :
- Hati-Hati Beli Rokok Ilegal Produksi Sidoarjo, Sebabkan Kerugian Negara Mencapai Rp 45 Juta
- Meski Dilarang, Masih Ada Pedangan yang Menjual Sayur dan Buah Impor dari China
“Jika pemerintah tak segera mengambil tindakan untuk mengurangi tingkat kematian, dampaknya akan sangat besar, tak hanya terhadap kesehatan masyarakat tapi juga perekonomian Cina secara keseluruhan,” kata Bernhard Schwartlander, perwakilan WHO untuk China, seperti dilansir BBC.
Diperkirakan 28% orang dewasa dan 50% kaum laki-laki di China adalah perokok, kata laporan WHO dan UNDP.
Kawasan bebas rokok
PBB mendesak China segera mengambil langkah-langkah darurat sesegera mungkin, seperti membuat kawasan bebas rokok dan menaikkan harga rokok sehingga menjadi makin tidak terjangkau.
Hampir semua tempat umum di Beijing dan Shanghai adalah bebas rokok dan WHO-UNDP ingin kawasan bebas rokok seperti ini diterapkan di kota-kota lain.
Menurut kantor berita AFP, menerapkan kebijakan antirokok di China tidak mudah karena badan usaha milik negara yang bergerak di bidang ini, China National Tobacco Corp, berbagi kantor dan pejabat senior dengan regulator tembakau.
China adalah konsumen dan produsen tembakau terbesar di dunia dan industri ini menyumbang pendapatan negara secara signifikan. Pada 2015, keuntungan industri rokok mencapai US$160 miliar, naik 20% dari tahun sebelumnya. (*/rep_)