NGANJUK, FaktualNews.co – Peringatan hari buruh, puluhan buruh dari berbagai serikat pekerja, secara bergelombang berziarah ke makam Pahlawan Buruh Marsinah di Desa Nglundo Kecamatan Sukomoro, Nganjuk, Jawa Timur, Senin (1/5/2017).
Sepanjang pagi hingga siang, rombongan buruh terus berdatangan silih berganti untuk berdoa dan menabur bunga di makam Marsinah. Termasuk di antaranya adalah teman-teman Marsinah, sesama buruh yang dulu dibela oleh Marsinah, hingga akhirnya Marsinah kehilangan nyawanya.
BACA : Aksi Damai May Day, Massa Buruh Dilarang Mendekati Istana Negara
Ketua Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI) Nganjuk, Suryanto mengatakan, bahwa sistem outsourcing yang saat ini banyak berlaku di perusahaan di Indonesia segera dihapuskan, karena tidak memberi keuntungan kepada buruh dan hanya mementingkan kepentingan pemilik perusahaan.
Sementara itu, aktifis KSBSI Jatim, Agus Junaidi menyampaikan, agar semua element buruh bisa berpolitik praktis. Dengan masuk ke seluruh Partai Politik (Parpol). “Mengingat hanya dengan berpolitik praktis kita bisa mengawal kebijakan terkait nasib buruh sehingga tidak hanya politik jalanan seperti saat ini dalam menyampaikan aspirasi terkait nasib buruh,” ungkapnya.
BACA : May Day 2017, Buruh Usung Tiga Isu Besar Upah Murah Sampai ‘Serbuan’ Pekerja Asing
Selain berorasi dan ziarah ke makam Marsinah, perwakilan buruh juga memberikan santunan dan memberikan cindera mata berupa kaos yang bergambar Marsinah Pahlawan Buruh kepada bibi Marsinah, Sutini.
Perlu diketahui Marsinah merupakan salah satu buruh dari PT Catur Putra Surya Sidoarjo. Ia dan kawan-kawannya getol menyuarakan nasib buruh setelah keluarnya surat edaran dari Gubernur Jawa Timur terkait kesejahteraan buruh pada tahun 1993. Marsinah lenyap selama tiga hari dan ditemukan tewas dalam keadaan tubuh penuh luka di Desa Jegong Kecamatan Wilangan di wilayah Nganjuk. Hingga 22 tahun berlalu pelaku dan otak pembunuhan marsinah belum juga ditemukan. (kus/REP)