Taruna Australia ‘Bangga’ Bisa Bermain Gamelan di KBRI Canberra
CANBERRA, FaktualNews.co – Para taruna Australian Defence Force Academy (ADFA) yang tengah belajar bahasa Indonesia di University of New South Wales (UNSW) ternyata sangat berbakat bermain gamelan Jawa dan Bali.
Kemampuan itu mereka buktikan ketika berkunjung ke Kedubes Indonesia (KBRI) Canberra Sabtu (29/4/2017).
Para taruna ini memainkan gending Ricik-ricik Banyumasan dengan laras Pelog Pathet Barang dan Gending Tabuh Gilak.
Meski umumnya baru pertama kali bermain gamelan, namun tingginya animo memainkan berbagai alat musik tradisional tersebut, membuat mereka dengan cepat menyerap arahan dari Soegito dan I Gede Eka Riadi, dua staf dan pelatih gamelan dari KBRI Canberra.
BACA :
- Wow, Video Ibu Guru Cantik dan Muridnya Kompak Joget Bersama
- Setelah Lagu Nasi Padang Bule Asal Nowegia Buat Lagu Komodo Ping Pong
Tak heran jika saat itu, sebanyak 26 taruna militer Australia begitu bangga bermain gamelan dengan baik.
Nicholas Warouw, pengajar bahasa dan studi Indonesia di kampus tersebut tak dapat menyembunyikan kekagumannya melihat keterampilan mahasiswanya bermain gamelan.
Begitu antusiasnya, sehingga membuat Connie, salah seorang taruna dari Angkatan Laut Australia, bahkan mengaku tertantang untuk belajar nada-nada yang lebih sulit.
Hal yang sama juga disampaikan oleh Montana, seorang taruna militer yang pernah belajar gamelan di Indonesia.
“Saya senang sekali berkesempatan memainkan gamelan lagi. Iramanya dapat membuat orang merasa damai,” ujar taruna angkatan udara yang berasal dari negara bagian Victoria yang sudah belajar bahasa Indonesia sejak di bangku SMA ini.
Yang tak kalah hebatnya adalah para taruna ini juga mempraktikkan kemampuan berbahasa Indonesia dalam sesi tanya jawab.
Usai memperkenalkan diri dalam Bahasa Indonesia, beberapa taruna menanyakan sejumlah hal kepada Kuasa Usaha Ad-Interim (KUAI) atau acting Duta Besar RI untuk Australia, MI Derry Aman, Atase Pertahanan Brigjen TNI (Marinir) Widad Prasojo Aji serta Atase Pendidikan dan Kebudayaan Prof Ronny Rachman Noor.
Menurut MI Derry Aman, penguasaan bahasa Indonesia sangat penting dimiliki para taruna militer Australia.
Apalagi, hubungan dan kerja sama militer kedua negara yang intensif dan terus berkembang.
“Indonesia dan Australia adalah dua negara bertetangga yang memiliki kemitraan strategis di berbagai bidang,” ujar Derry.
“Sebagai calon pemimpin masa depan Australia, kemampuan memahami bahasa Indonesia akan sangat membantu karier dan sekaligus membangun saling memahami, menghargai dan menghormati hubungan kedua negara,” tambah dia.
Bahasa Indonesia merupakan satu-satunya bahasa asing yang diajarkan di ADFA-UNSW. Untuk tahun pertama, para taruna mendapatkan pelajaran bahasa Indonesia selama tiga jam setiap pekan.
Menurut Minako Sakai, dosen ADFA-UNSW yang memimpin kunjungan para taruna Australia ini, program latihan gamelan merupakan aktivitas yang sangat berharga untuk mengenal budaya Indonesia dan memotivasi mereka belajar bahasa Indonesia.
“Para taruna Australia perlu menjalin komunikasi dan kemitraan secara lebih erat dengan Indonesia, baik dalam perspektif strategis, diplomatik maupun kultural,” tambah perempuan berdarah Jepang yang sangat fasih berbahasa Indonesia itu.
Selain para taruna militer Australia, beberapa siswa dari negara lain yaitu dari Amerika Serikat, Filipina dan Vietnam juga ikut berkunjung ke KBRI Canberra.
Acara kunjungan ini ditutup dengan makan siang bersama dengan menu sayur asem, tahu dan tempe bacem serta empal daging khas Yogyakarta. (*/rep)