Internasional

AS Kembali Uji Coba Senjata Nuklir Balistik yang Mampu Jangkau Korut

Rudal balistik Minuteman 3

 

CALIFORNIA, FaktualNews.co – Ditengah memanasnya hubungan antara Amerika Serikat dan Korea Utara. Dalam satu minggu AS melakukan uji coba kedua terhadap senjata nuklir balistik antar benua dari sebuah lokasi di California.

Rudal Minuteman 3 tanpa hulu ledak itu memiliki jarak tempuh sekitar 8.000 mil. Jarak tersebut diklaim bisa mencapai Pyongyang, Korea Utara, dalam sekali tembak

Baca : [divider]

“Rudal tersebut diluncurkan pada tengah malam dari pangkalan angkatan udara Vanderberg dekat Los Angeles ke satu proyektil target di Kwajalein Atoll, Samudera Pasifik,” kata komando serangan global angkatan udara AS, Kolonel Chris Moss, seperti dilansir dari laman Independent, Kamis (4/5/2017).

Peluncuran ini membutuhkan waktu 10 bulan dalam proses perencanaannya. Senjata nuklir ini memang dirancang untuk menunjukkan kesiapan dan ketepatan sistem persenjataan nuklir milik AS. Tidak hanya itu, uji coba nuklir kali ini juga dilakukan untuk memamerkan kekuatan senjata nuklir milik AS ke mata dunia.

“Peluncuran Minuteman ini penting untuk memverifikasi status kekuatan nuklir kita dan untuk menunjukkan kemampuan nuklir kita,” tutur Moss.

Saat ini AS tengah melakukan berbagai upaya untuk mencegah Korut melakukan uji coba senjata nuklir di negaranya. Presiden Donald Trump sendiri mulai membentuk aliansi dengan beberapa negara di Asia, antara lain Korea Selatan, Thailand, Singapura, dan Filiphina.

Pemasangan sistem rudal pertahanan udara THAAD di Korsel merupakan salah satu upaya agar Korut menghentikan uji coba senjata nuklir yang telah menimbulkan kecaman dari dunia.

Pada hari Minggu lalu, Trump berbicara dengan Perdana Menteri Thailand Prayuth Chan-ocha dan Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong mengenai ancaman tersebut. Trump bahkan mengundang keduanya untuk datang ke Gedung Putih di Washington.

Selain perdana menteri Thailand dan Singapura, Trump juga mengundang Presiden Filipina Rodrigo Duterte untuk duduk bersama membicarakan upaya melawan Korut. Meski Duterte selama ini dikenal telah menyalahgunakan hak asasi manusia atas usahanya memerangi narkoba, namun Gedung Putih membelanya dengan mengatakan keberadaan Filipina diperlukan untuk menghentikan uji coba nuklir Korut.

Tak hanya itu, Trump juga mengatakan akan lebih banyak meminta bantuan terhadap China, sebagai sekutu utama Korut, untuk menghentikan pembuatan senjata nuklir dan rudal di Pyongyang. (*/REP)