Religi

Ketika Napi di Lapas Jombang Berlomba-lomba Belajar Mengaji Alquran

Narapidana belajar membaca Alquran di lembaga pemasyarakatan (lapas) kelas IIB Jombang, Jawa Timur, Selasa (16/5/2017). FaktualNews.co/Syarif Abdurrahman/

JOMBANG, FaktualNews.co – Meski berada di balik penjara tak membuat narapidana di lembaga pemasyarakatan (lapas) kelas IIB Jombang, Jawa Timur, “mati suri”. Mereka terus mengasah ilmu keagamaan dalam hal mengaji.

Sekitar pukul 07.00 WIB hingga pukul 08.00 WIB napi sudah disibukkan dengan kegiatan senam bersama. Senam ini dipusatkan di halaman blok tahanan napi pria. Setelah selesai senam, para napi melaksanakan salat dhuha kemudian pengajian kelas Iqra dan Alquran. Kegiatan mengaji dipusatkan di Masjid At Taqwa yang memang berada didalam lingkungan Lapas.

(BACA : Dihuni 519 Napi, Over Kapasitas Lapas Jombang Makin Akut)

Kepala Lapas Jombang, Nur Akhmadi, menuturkan, kegiatan mengaji ini digelar setelah pelaksaan salat  dhuha bersama. “Setiap pagi kita rutinkan olahraga, lalu salat dhuha, terus lanjut ngaji bersama. Hal ini untuk mengurangi niat jahat dan membekali narapidana. Beberapa penghuni lapas dibagi menjadi beberapa kelompok karena masih banyak yang belum lancar membaca Alquran,” ujarnya, Selasa (16/5/2017).

Akhmadi mengatakan, kegiatan ngaji bersama ini untuk mengajak para napi menghayati kitab suci mereka, sehingga ketika kembali ke masyarakat, mereka memahami peran manusia sebagai pemimpin dan hamba Allah SWT yang mempunyai kewajiban menaati peraturan yang berlaku.

Untuk guru ngaji biasanya diminta dari kalangan napi sendiri. Mereka yang sudah bisa membaca ayat suci Alquran serta Iqra diminta mengajari temannya yang belum pandai membaca Alquran.

(BACA : Meski Kerjakan Soal di Lapas, Tiga Pelajar Ini Tetap Semangat Ikut UN)

“Baik tahanan maupun narapidana, yang Muslim diwajibkan bisa mengaji, karena itu mereka yang belum bisa membaca Alquran kita bimbing untuk membaca Alquran,” katanya.

Dia berharap kepada masyarakat bisa merangkul mantan napi yang telah menyelesaikan masa hukumanya. Supaya, para mantan napi tersebut bisa berbaur kembali ditengah-tengah lingkungan mereka.

“Saya berharap masyarakat bisa merangkul mereka, bukan malah membangun stigma jahat pada mereka, agar tidak kembali berbuat kesalahan,” jelas Akhmadi.

Salah satu napi, Purnyoto (59) menjelaskan, selama didalam lapas dirinya banyak mengalami perubahan, bisa lebih dekat kepada Tuhan.

(BACA : Warga Binaan Lapas Lamongan Khataman Al Qur’an)

Napi yang akan bebas sebentar lagi ini berjanji tidak akan mengulangi lagi kesalahannya. “Saya betah disini. Tapi, tidak berarti saya akan kembali kesini lagi jika sudah bebas,” ujarnya singkat. (mjb1/rep)