Terlibat Kasus Suap, Presiden Brazil Tolak Mengundurkan Diri
RIO DE JANEIRO, FaktualNews.co – Presiden Brazil Michel Temer menolak tuntutan warga Brazil untuk mengundurkan diri atas tuduhan ikut terlibat dalam kasus penyogokan terhadap Ketua Parlemen Eduardo Cunha.
ABC News mengabarkan Kamis (18/5/2017), penolakan itu dilakukan Temer di atas mimbar resmi dalam sebuah acara di Rio de Janeiro. “Saya tidak pernah memerintahkan untuk membayar seseorang, kata Temer dengan nada tinggi sambil mengetukkkan telunjuknya ke meja mimbar beberapa kali. Saya tidak membeli seseorang agar diam. Saya menolak mundur,” tutur orang nomor satu Brazil itu.
(BACA : Aroma Pemakzulan Mulai Merebak, Presiden Amerika Donald Trump Kian Tertekan)
Penolakan itu dilakukan Temer, setelah Eduardo Cunha ‘bernyanyi’. Kepada Globo, harian terbesar Brazil, Ketua Parlemen Brazil yang dikenal dekat dengan Eduardo itu, mengungkapkan Temer memberi uang pelicin agar diam. Eduardo Cunha yang berada di tahanan, menuturkan bahwa ia memiliki rekaman percakapan Temer.
Sehari sebelumnya, harian Globo melaporkan bahwa seorang pengusaha pengepakan daging sapi bernama Joesley Batista diminta menyogok $ 700 ribu kepada Cunha. Rekaman itulah yang kemudian beredar di kalangan partai pendukung Temer sehingga Brazil pun geger. Dalam rekaman itu, Temer meminta Cunha agar tutup mulut. Kamu harus tutup mulut ya? kata Temer dalam rekaman itu.
Berita Harian Globo itu, membuat para anggota Senat dan para wakil rakyat, serta para pegawai pemerintah berhenti bekerja. Mereka berharap agar mogok kerja itu dapat menyelamatkan Brazil dari krisis ekonomi akibat maraknya korupsi di antara para pejabat tinggi negara. Kita tidak bisa bekerja dalam kondisi begini, kata Rodrigo Mala, salah satu anggota majelis rendah Brazil.
(BACA : Presiden Perintahkan TNI-Polri Tindak Tegas Pengganggu Persatuan NKRI)
Sejak dibuka hampir dua jam, indeks harga saham Brazil Ibovespa turun hingga 10 persen dan perdagangan ama dihentikan setelah berlangsung setengah jam. Mata uang Brazil turun hingga 8 persen terhadap mata uang dolar AS.
Kongres dan Senat membatalkan rapatnya hari itu, demikian juga kegiatan di kantor kepresidenan Michel Temer. Gelombang protes direncanakan bakal digelar di sejumlah kota Brazil, sementara para tokoh oposisi menyerukan lewat Twitter dan media sosial lain, agar Presiden Temer yang baru menjabat sejak dua tahun lalu, dimakzulkan. (*/rep)