Masuk Indonesia, Gerakan Transnasional Pecah Belah NKRI
JAKARTA, FaktualNews.co – Sekjen PBNU Helmy Faishal mensinyalir belakangan ini memang ada gerakan transnasional yang sudah masuk ke Indonesia. Masuknya gerakan ini tidak lain adalah untuk mengurai kerukunan yang sudah terjalin. Salah satunya ISIS lewat organ sayapnya.
“Kami sering menyebut tidak terlepas, belakangan ini ada gerakan-gerakan transnasional sudah masuk ke indonesia yang agendanya untuk merusak negara. Misalnya ISIS melalui sayap-sayapnya masuk untuk menggolkan agenda khilafah,” katanya kepada wartawan.
Selain ISIS kelompok lain di dalam negeri yang ingin pecah belah Indonesia dengan kesukuannya mendorong untuk gerakan separatis juga jadi ancaman.
BACA : [divider]
- Forkopimda Jombang Nyatakan Sikap Untuk Jaga Keutuhan NKRI
- Presiden Perintahkan TNI-Polri Tindak Tegas Pengganggu Persatuan NKRI
- NKRI Berkeadilan : Bangunan Jangka Panjang Proyek Intelegensia Muslim Indonesia
Gerakan ini bukan hanya dari golongan muslim saja tapi dari kelompok sosial. Gerakan ini yang dianggapnya belakangan sering muncul di daerah.
“Misalnya kita menyayangkan pernah terjadi di Papua, Minahasa Raya kemarin. Itu kan gerakan-gerakan yang coba mengganti ideologi negara. Kan bukan saja dari sebagian kelompok Islam tapi lain juga ada. Jadi selalu ada potensi-potensi ini jadi harus ada langkah solusi,” ulasnya.
Menurutnya peristiwa-peristiwa itu disebabkan tiga hal. Pertama isu kesenjangan ekonomi. Dalam konteks ini pemerintah harus memeberikan kebijakan-kebijakan ekonomi pro rakyat yang bisa langsung diterima oleh masyarakat. APBN untuk rakyat untuk rakyat harus terwujud. Sehingga maslah kesenjangan ini ada jalan keluar.
“Yang kedua adalah yang disebut sebagai pendangklalan pemahaman keagamaan. Misalnya memahami ayat-ayat perang itu tidak pada tempatnya. Kalau dalam keadaan berdamai masa kita berperang. Ketiga adalah bangun pemerintahan yang kuiat yang legitimat dengan penegakan hukum tidak boleh tebanbg pilih dan berikan rasa keadilan. dan selebihnya proaktif bangun dialog,” tandasnya.
Diketahui sebelumnya tensi sosial politik di sejumlah daerah mulai mendidih. Isu SARA jadi senjata utama untuk menciptakan potensi konflik ini. Kondisi ini pun sontak dinilai banyak kalangan bisa menjadi bumbu-bumbu perpecahan bangsa.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebelumnya mengajak seluruh elemen masyarakat, politisi dan pemuka agama untuk senantiasa mewujudkan kerukunan dan stabilitas nasional.
Hal itu guna menjaga kokohnya NKRI. Kemudian kembalinya bangsa Indonesia pada persaudaraan sebangsa dan setanah air, serta tak terbawa pihak-pihak yang ingin mengadudomba masyarakat agar terjadi perpecahan di NKRI.