202 Orang Tewas, 96 Orang Masih Belum Ditemukan Akibat Banjir dan Tanah Longsor di Sri Lanka
KOLOMBO, FaktualNews.co – 96 orang masih belum ditemukan hingga Rabu (31/5/2017), dan 202 orang meninggal akibat banjir dan tanah longsor yang melanda Sri Lanka.
Sebanyak 63 orang cedera dan mencari pengobatan di rumah sakit negara, sedangkan lebih dari 600 ribu orang telah terdampak oleh bencana tersebut.
Hujan lebat dan angin kencang yang melanda seluruh Sri Lanka sejak Jumat pekan lalu (26/5/2017) telah mengakibatkan banjir besar dan tanah longsor di banyak daerah negara itu. Wilayah di bagian selatan Sri Lanka paling parah dilanda bencana.
BACA : 91 Orang Tewas Tertimbun Longsor di Sri Lanka, Pencarian Terus Dilakukan
Saat permukaan air mulai surut, tiga unit militer bersama dengan tim pertolongan sekarang telah melakukan operasi besar pembersihan guna memulihkan keadaan di daerah yang terdampak.
Sedikitnya 82 ribu orang mengungsi ke lokasi yang aman dan banyak orang lagi tak bisa pulang ke rumah mereka karena sudah rusak total atau rusak sebagian.
Menurut WHO, sedikitnya 16 rumah sakit di Sri Lanka, yang direndam banjir, telah sepenuhnya atau sebagian dikosongkan sebab banyak instalasi telah terdampak langsung banjir banjir atau terancam tanah longsor.
“Dengan bertambahnya jumlah orang yang mengungsi dan kurangnya ruang di lokasi aman, tempat berteduh sementara dan akses aman ke layanan kesehatan diperlukan. Pengawasan penyakit dan pemantauan vektor juga menjadi prioritas sementara penyakit menular mengancam,” kata WHO dalam sebuah pernyataan yang dikutip Xinhua.
Menurut badan kesehatan dunia milik PBB itu, selama beberapa bulan belakangan, mitra kesehatan telah mencatat peningkatan tajam kasus penyakit demam berdarah dengue –53.200 kasus dengan lebih dari 125 korban meninggal– dibandingkan dengan data dari 2016.
Kementerian Kesehatan telah mengerahkan tim medis terutama di wilayah Kalutara, Ratnapura, dan Galle di Sri Lanka Selatan.
BACA : Banjir Bandang Magelang, 10 Korban Tewas Sudah Ditemukan
Presiden Sri Lanka Maithripala Sirisena pada Selasa (30/5/2017) mengatakan pembangunan kembali 640 rumah yang sepenuhnya hancur dan 5.329 rumah yang rusak sebagian akan segera dimulai.
Sirisena, yang juga mengunjungi kabupaten Ratnapura –yang paling parah terpengaruh– pada Minggu (28/7/2017) telah memerintahkan pihak berwenang agar menyediakan bantuan maksimum dan secepatnya bagi korban dan memerintahkan lembaga keuangan mengucurkan dana untuk diberikan kepada orang yang jadi korban.
Bantuan internasional juga telah mengalir ke negara tersebut, dan China, AS, Inggris, Pakistan, India, Australia, Norwegia, serta Uni Eropa menyumbang dana serta mengirim pasokan bantuan.
Pemerintah Sri Lanka telah berterima kasih kepada masyarakat internasional atas bantuannya pada saat bencana ini.