TRENGGALEK, FaktualNews.co – Telah diceritakan pada bagian sebelumnya bahwa nama wiling karena adanya peristiwa Ki Demang Tanggar wilang-wiling (mencari kayu). Gunung tersebut sangat subur, semua yang ditanam di tempat tersebut pasti tumbuh dengan subur. Sampai sekarang hasil dari hutan itu masih dapat mencukupi warga sekitar. Bahkan sumber airnya tak pernah surut walau musim kemarau tiba.
Terbawa rasa penyesalan Ki Demang pergi menjauhi gunung Wiling. Sambil melangkah Ki Demang masih terngiang-ngiang akan kutukannya. Seluruh isi fikirannya terpenuhi dengan rasa bersalah. Ki Demang berjalan menuruni gunung dengan terus menundukkan kepala ke bawah. Tanpa menolehkan kepala dia meneruskan langkah semakin menjauh.
Tanpa disadari ada seseorang berjalan dari arah depan. Dia adalah seorang duda penduduk sekitar yang sedang berkeinginan mencari kayu bakar menuju hutan. Tabrakan antar keduannya seolah tak bisa dihindari. Mereka berdua terkejut dan saling “jingkat” (meloncat untuk menghindar secara reflek). Atas peristiwa tersebut daerah itu dinamakan jingkat.
Saat meloncat sang duda merasa terpental ke arah samping. Hal itu terjadi karena kesaktian dari Ki Demang yang dahsyat. Dia mengelus-elus pinggangnya dan memukul-mukulkan kakinya ke tanah untuk menahan sakit. Sangat ajaib, tempat jatuhnya sang duda tersebut mengeras dan seolah berubah menjadi batu.
Batu besar tempat jatuhnya sang duda tersebut terlihat bulat dan sangat halus. Sampai sekarang batu besar tempat jatuhnya sang Duda dinamakan Batu Dudo. Batu Dudo berada di Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek. (Bersambung)