FaktualNews.co

Endus Jaringan Islam Radikal di Kampus, Kapolres Jember Minta Rektor Waspada

Peristiwa     Dibaca : 1422 kali Penulis:
Endus Jaringan Islam Radikal di Kampus, Kapolres Jember Minta Rektor Waspada
Kapolres Jember, AKBP Kusworo Wibowo.

JEMBER, FaktualNews.co – Aparat kepolisian meminta pimpinan perguruan tinggi (rektor) di Jember untuk mewaspadai masuknya kelompok radikal. Itu setelah korps berseragam cokelat mendeteksi adanya jaringan islam radikal di salah satu kampus di Kabupaten Jember, Jawa Timur, Kamis (22/6/2017).

“Ada jaringan radikal di salah satu kampus di Jember yang sedang kita lakukan monitoring. Selain mahasiswa, dosennya ada yang tergabung dalam organisasi (radikal) tersebut. Insya Allah, beberapa yang terdeteksi, nomor HP-nya sudah ada di Densus 88 Polda Jawa Timur, Densus Mabes Polri,” ungkap Kapolres Jember AKBP Kusworo Wibowo.

Kendati demikian, saat ini aparat kepolisian masih sebatas melakukan monitoring. Belum ada tindakan lebih lanjut terhadap jaringan islam radikal ini. Sebab, sesuai dengan Undang-undang terorisme, aparat kepolisian belum bisa menangkap ketika belum berbuat pidana.

“Jadi harus memberikan dampak dulu, harus memberikan teror atau ancaman teror baru bisa diancam pidana. Insya Allah dengan direvisinya UU Terorisme bisa memberikan efek pencegahan terhadap jaringan radikal,” imbuhnya.

Organisasi radikal bisa berkembang melalui tiga tahap. Tahap pertama adalah tahap hati ke hati. Sel-sel jaringan melihat mahasiswa yang otaknya ada isinya, ada masalah pribadi atau tidak, dan enak diajak diskusi.

“Lalu diajak diskusi. Biasanya yang intelek yang jadi sasaran. Diajak diskusi, ditraktir makan, diperkenalkan dengan teman-teman lainnya. Dibuat nyaman dalam komunitas itu,” terang Kusworo.

Selanjutnya, tahap mengajak calon anggota ke pengajian kelompok tersebut. Dari situ kemudian dimasukkan doktrin-doktrin. “Setelah masuk ke tahap kedua yang bersangkutan tetap nyaman dan tetap ingin di dalam, masuklah tahap ketiga,” jelasnya.

Tahap ketiga inilah ajakan untuk melakukan gerakan radikal. “(Rekrutan) mulai diajak membuat surat wasiat sampai dengan jadi pengantin (pelaku aksi teror bom),” kata Kusworo.

Kusworo meminta agar tahapan ini diwaspadai oleh orang tua. “Kalau ada anak atau saudara kita jadi (masuk dalam gerakan radikal itu), darah orang tua pun halal kalau tidak mengikuti aliran itu. Ini harus kita waspadai,” ungkapnya.

Kusworo meminta agar penggunaan internet oleh anak-anak dipantau. “Ajak diskusi anak-anak. Ini penting. Jangan sampai kita tidak tahu,” katanya.

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Z Arivin