Mudik untuk Temui Ortu, Kardiyono Gowes dari Jombang ke Jogja
JOMBANG, FaktualNews.co – Perjalanan mudik, dewasa ini banyak dilakukan dengan menggunakan moda kendaraan bermotor. Pilihannya bisa naik kereta api, pesawat, bis, mobil ataupun sepeda motor.
Namun, cara berbeda dilakukan oleh Kardiyono (38). Untuk mudik ke kampung halamannya, pria asal Jl Nanas Blok O No 16, Perum Jombang Permai, Kecamatan/Kabupaten Jombang, Jawa Timur ini memilih menggunakan moda kendaraan tidak bermotor.
Kardiyono, memilih naik sepeda pancal untuk mudik dalam rangka menemui orang tuanya yang tinggal di Yogyakarta. “(Ini) sebagai bukti kecintaan terhadap moda transportasi ramah lingkungan,” beber dia menyampaikan alasannya.
Aksi gowes yang dilakukan Kardiyono, mendapat apresiasi dari rekan sejawatnya dalam komunitas pesepeda ontel. Niatnya menempuh jarak 259 kilometer dari Jombang ke Jogja mendapatkan dukungan penuh dari komunitas pesepeda FedJombers.
Perjalanan Kardiyono dimulai pukul 14.00 WIB dengan diantar komunitas pesepeda Kabupaten Jombang di Simpang Mengkreng. Setibanya di perbatasan Jombang – Nganjuk, dia sudah disambut oleh komunitas Kobers (Kertosono Bersepeda).
Selanjutnya, perjalannya dari Kertosono diiringi oleh anggota komunitas pesepeda Kabupaten Nganjuk dari Kertosono hingga sampai di Caruban, Kabupaten Madiun. Secara estafet, dia dikawal oleh komunitas pesepeda dari setiap kabupaten/kota yang dilaluinya.
Perjalanan Kardiyono tidak hanya sebatas bersepeda. Ada pesan unik yang disampaikan olehnya melalui selembar tulisan. Tulisan itu dipampang pada bagian belakang sepedanya.
”Sak Adoh-adohe lunga, tetep eling wong tuwo. Wong tuwo ora butuh bondo. Tapi butuh anake teko. (Jawa: Sejauh-jauhnya pergi, tetap ingat orang tua. Orang tua tidak butuh harta. Tapi butuh anaknya datang),” demikian bunyi pesannya.
Menurut Kardiyono, tulisan itu merupakan pesan tersendiri bagi masyarakat yang akan mudik. Selain itu, cara mudik dengan menggunakan tranportasi ramah lingkungan saat ini sudah menjadi tren di kota-kota besar.
Dia mengaku belum tahu pasti kapan akan sampai di kampung halamannya. Namun, pesan penting yang ingin disampaikan Kardiyono adalah pentingnya menjaga cinta kepada orang tua dan kerabat di kampung halaman. Sekaligus kecintaan terhadap lingkungan yang sehat.