220 Polisi Ditarik dari Pasukan Pengawal dan Keamanan KTT G-20, Ini Alasanya?
HAMBURG, FaktualNews.co – Sekitar 220 polisi Berllin dibebaskan dari tugas pengamanan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G-20 di Hamburg, Jerman.
Pasalnya, mereka dilaporkan terlibat pesta seks secara terbuka, kencing bareng, dan berkelahi.
Mereka diusir oleh otoritas Hamburg dan tidak diizinkan lagi untuk ditempatkan sebagai anggota pasukan pengawal dan keamanan KTT G-20, yang akan dijadualkan akan berlangsung pada 7-8 Juli di Hamburg.
Dilansir dari laman berita The Guardian, Kamis (29/6/2017), melaporkan, ratusan polisi Berlin itu terlibat sebuah pesta liar yang antara lain melakukan seks di depan umum, berkelahi, kencing berkelompok, dan seorang perempuan polisi menari telanjang dengan menenteng senjata.
Departemen polisi Berlin membenarkan kasus tersebut. Dikatakan, mereka adalah “manusia biasa” untuk menanggapi pembebasan dari tugas mengamankan jalannya pertemuan puncak G-20, pekan depan, setelah diketahui mereka terlibat pesta seks.
“Ya, kami berpesta,” demikian polisi Berlin mengumumkan dalam sebuah pernyataan di media sosial Facebook, Rabu (28/6/2017).
“Mereka minum, berdansa, buang air kecil dan, ya, sepertinya juga melakukan hubungan seks….,” kata pernyataan polisi Berlin.
Juga dikatakan, dua perwira polisi Berlin ketika itu sedang merayakan ulang tahunnya. Tidak disebutkan kapan persisnya hal itu dilakukan. Rekan-rekannya memutuskan untuk mengadakan pesta.
Polisi Berlin menambahkan, “di balik balutan seragam, kami juga manusia biasa” – pria dan wanita muda yang membawa tanggung jawab berat saat bertugas dan biasanya “sangat profesional”.
Departemen polisi Berlin juga menambahkan, sebuah permintaan maaf postscript kepada rekan-rekannya di negara bagian barat North Rhine-Westphalia, yang berbagi tempat tinggal dengan para polisi Berlin, mengatakan, mereka tak terlibat dalam pesta hingga pagi tersebut.
KTT G-20 di Hamburg akan dihadiri antara lain, Perdana Menteri Inggris Theresa May, Kanselir Jerman Angela Merkel, Presiden AS Donald Trump, dan Presiden Rusia Vladimir Putin.