Parlemen

Paket Proyek Dana Integrasi ‘Dikuasai’, Baru Setengahnya yang Dikerjakan

JOMBANG, FaktualNews.co – Para kontraktor di Kabupaten Jombang Jawa Timur terus menyoroti dugaan ‘penguasaan’ puluhan paket proyek pada pos dana integrasi (dulu disebut Jasmas) oleh oknum mantan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jombang.

Menurut penuturan (W), salah satu kontraktor, dari 38 paket proyek tersebut belum seluruhnya bisa dikerjakan. Kira-kira, proyek yang dikerjakan baru setengahnya dari total yang ‘dikuasai’.

Padahal, beber sumber FaktualNews ini, batas waktu pelaksanaan proyek pada tahap I berakhir pada 17 Juli 2017. Sedangkan untuk tahap II, berakhir pada 3 Agustus 2017.

Di lapangan, ujar (W), beberapa titik proyek tersebut belum ada tanda-tanda akan dikerjakan. “Kalau memang tidak mampu, kenapa ngotot. Sekarang saja baru separuhnya yang dikerjakan,” bebernya.

Sebagai orang yang menekuni usaha jasa kontruksi, (W) merasa miris dengan kenyataan ini. “Kondisi ini tentu bisa berdampak pada teman-teman (kontraktor) yang lain. Apa mungkin mampu menyelesaikan, sementara deadline pengerjaan sudah mepet. Jika memang tidak mampu, harusnya jangan dikuasai sendiri masih banyak kontraktor kecil yang tidak kebagian,” ujarnya.

Ditambahkan (W), 38 paket yang dikuasai mantan anggota dewan berinisial S itu jelas tersebut terindikasi kuat merupakan hasil monopoli S dengan membeli CV dari para kontraktor kecil.

“Logikanya jika dia (S) memiliki 4 CV paling banyak dia hanya mampu menguasai 16 paket pekerjaan. Namun dengan menguasai 38 paket pekerjaan, bisa diduga dia membawa kroninya atau membeli CV dari kontraktor kecil yang tidak punya modal untuk bisa menguasai keseluruhan paket pekerjaan itu,” pungkasnya.

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, paket proyek PL pada pos dana integrasi dewan (dulunya jasmas) diduga ‘diperjual belikan’. Puluhan proyek, bahkan dikabarkan ‘dikuasai’ oleh seseorang yang pernah menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jombang Jawa Timur.

Indikasi itu sebagaimana diungkapkan oleh beberapa pelaku jasa kontruksi di kota santri. “Jual beli jasmas itu biasa, rata-rata jasmas tersebut dititipkan menjadi paket pekerjaan di sejumlah dinas,” terang (H), salah satu pelaku jasa kontruksi beberapa waktu lalu.

Sumber yang enggan namanya disebut identitasnya ini menambahkan, ‘jual beli’ tersebut sudah bukan rahasia lagi. Namun imbasnya, kontraktor kecil harus termarginalkan.