Umi Kulsum dan Tekadnya Menuju Tanah Suci
JOMBANG, FaktualNews.co – Para calon jamaah haji tahun 2017 belakangan ini tengah sibuk dengan segala sesuatunya. Jadwal pemberangkatan dikabarkan pada bulan Agustus mendatang.
Dalam beberapa waktu ini, sejumlah keperluan untuk jamaah haji, baik dari pemerintahan ataupun segala hal yang mendukung kelancaran proses pemberangkatan dari masing-masing individu telah dipersiapkan dengan matang.
Melihat dari persiapan calon jamaah haji, latar belakang setiap mereka, dari sejak awal mengikuti tahap demi tahap nampaknya tak dapat dibedakan, semuanya dituntut melakukan segala ketentuan yang sudah diatur.
“Alhamdulillah semuanya sudah siap mas,” kata Umi Kulsum (65), warga asal Desa Bulurejo, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang kepada FaktualNews.co saat ditemui di kediamannya, Kamis (20/7/2017).
Ibu Um, demikian ia disapa setiap harinya. Bukan dari latar belakang ekonomi yang mampu, sejak ia memutuskan mendaftar menjadi calon peserta jamaah haji, dirinya sudah tinggal sendirian tanpa seroang suami yang mendampingi.
Meski begitu, niat dan tekad yang sudah tertanam dalam di hatinya untuk menyempurnakan rukun Islam, tidak membuat kondisi ekonomi itu mender. Awalnya ia hanya bermodal yakin saja, bahwa dirinya juga bisa memenuhi ibadah haji itu tanpa berpikir panjang.
“Dari dulu saya sudah ingin haji mas, sejak bapak dan ibu saya masih ada, alhamdulillah sekarang siberikan kemampuan menunaikan ibadah haji ke Mekkah,” ujar dia.
Dari keinginan serta keyakinan itu, kemudian mulai berpikir perihal segala sesuatunya untuk benar-benar bisa berangkat ke mekkah. Hingga akhirnya sawah pemberian orangtuanya semasa hidupnya harus dijual sebagai modal berangkat haji. “Sawah dari ayah saya, saya jual,” ungkapnya tanpa ada tanda-tanda sesal sedikitpun.
Ia mengaku, meski sawah tersebut merupakan pemberian berharga, namun dia yakin sikap yang diambil saat ini adalah sikap yang tepat, mengingat pada waktu silam keinginan untuk berangkat haji juga sudah diamini oleh kedua orangtuanya.
Kepada FaktualNews.co ia lalu berbagi rasa senang dan harunya semenjak mengikuti proses pemberangkatan. Sebelumnya, celetuk dia, pada tahun 2016 lalu dirinya dan sejumlah rombongan yang lain dijadwalkan berangkat, namun harus tertunda hingga satu tahun kemudian (2017) karena ada beberapa persyaratan yang belum lengkap.
“Sebetulnya tahun 2016 kemarin saya berangkat, sudah mau berangkat, tapi tertunda, saya langsung sakit saat itu,” tutur dia.
Namun demikian kondisi ini juga tak membuat dirinya patah semangat untuk mengurus lagi beberapa persyaratan yang belum selesai. “Habis dibawa ke rumah sakit, saya langsung ajak anak-anak untuk ngurus syarat yang belum selesai itu,” ujarnya.