Wali Murid SMA di Mojokerto Keluhkan Penarikan Uang Rp 200 di Luar SPP
MOJOKERTO, FaktualNews.co – Adanya penarikan biaya selain uang Sumbangan Pembinaan Sekolah (SPP) bagi siswa di SMA Negeri 1 Bangsal, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur dikeluhkan sejumlah wali murid.
“Waktu rapat wali murid, kami diberi semacam MoU, intinya untuk menyetujui jumlah SPP perbulan senilai Rp 200 ribu,” ungkap sumber yang enggan disebut namanya.
Sumber ini mengungkapkan wali murid di SMA Negeri setempat telah disodori semacam MoU oleh pihak sekolah pada Sabtu, 22 Juli 2017 lalu.
“Kami sebenarnya merasa terbebani dengan adanya biaya di luar SPP ini,” jelasnya.
Ia juga sebenarnya sudah mengetahui jika uang SPP di sekolah tersebut sebesar Rp 85 ribu. Namun, sisanya sebesar Rp 115 ribu digunakan untuk apa, wali murid tidak mengetahui peruntukannya. “Iya SPP nya Rp 85 ribu. Tapi lebihannya itu lhu buat apa. Kok kita disuruh bayar Rp 200 ribu tiap bulan,” tukasnya.
Sementara itu, Kepala SMA Negeri 1 Bangsal, Suyono, saat dikonfirmasi FaktualNews.co, Kamis (27/7/2017) tidak menampik jika pihak sekolah melakukan penarikan uang sebesar Rp 200 ribu yang harus dibayar wali murid per bulan. Namun, uang tersebut bukanlah SPP.
“Kalau itu dibilang SPP ya salah. SPP itu Rp 85 ribu. Sisanya, Rp 115 ribu itu untuk biaya pengembangan sekolah,” jelasnya.
Selain itu, pihaknya juga mengaku akan mengunakan dana tersebut untuk gaji Guru Tidak Tetap (GTT) dan Pegawai Tidak Tetap (PTT) mengingat dana untuk gaji tersebut tidak tercover oleh dana BOS.
“Kami juga sedang membangun parkir siswa, perbaikan paving juga. Kemudian pagar belakang sekolah itu juga sedang kami bangun. Seperti ini dana tidak boleh pakai dana BOS,” kata Suyono.
Lanjut Suyono, aturan itu sudah ada dalam RKAS yang telah disusunnya itu, ia menguraikan dana sebesar Rp 115 ribu itu digunakan untuk apa saja.
“Pengembangan komputer dan multimedia, pembenahan parkir siswa, pembenahan pagar dan gerbang sekolah, paving, kegiatan UKS dan Adiwiyata, honor GTT dan PTT. Rp 115 ribu itu untuk itu,” urainya.
Ia menambahkan, bahwa tahun-tahun sebelumnya, wali murid telah mendukung program tersebut. “Saya pikir sebelum-sebelumnya masyarakat itu sudah support sama program itu, kan itu nanti uang juga kembali ke siswa, untuk beasiswa,” kata dia.