Peristiwa

Terkait Penggerebekan WNA, Polrestabes Surabaya Bantah Kecolongan

SURABAYA, FaktualNews.co – Pengrebekan 93 Warga Negara Asing (WNA) oleh Tim Cyber Mabes Polri dan petugas Kepolisian China menghentak publik. Polrestabes Surabaya pun membantah kecolongan terkait dengan penggerebekan itu.

Kapolrestabes Surabaya Kombespol Mohammad Iqbal menegaskan, pada prinsipnya Polrestabes Surabaya dengan kejadian ini akan meningkatkan upaya pendeteksian bersama dengan meningkatkan pengawasan.

Iqbal tidak menyatakan bahwa Polrestabes Surabaya kecolongan, akan tetapi terjadinya kasus tersebut kami sebagai pemangku wilayah akan lebih selektif dalam upaya pencegahan. Maka dari itu dengan upaya penggerebekan dan upaya paksa oleh Mabes Polri itu petugas Polrestabes ada di lokasi sampai dengan mereka dibawa menuju airport ke Jakarta.

Kedepannya, jika ada orang-orang yang teridentifikasi teroris dan sebagainya maka akan kita lakukan optimalisasi seperti petugas Bhabinkamtibmas, melakukan pengawasan orang asing yang di dalamnya ada petugas dari intelijen. Disamping itu Kasat Reskrim dan Kasat Narkoba juga militan dalam dalam melakukan razia-razia terhadap tempat-tempat penginapan seperti kos-kosan juga apartemen .

Itu salah satu antisipasi kita dalam pencegahan, akan tetapi kadang-kadang memang dari sepuluh yang kita hasilkan, kadang ada satu yang terlewatkan. Dan satu ini dari pendalaman kami biasanya mereka berpindah-pindah dari satu titik ke titik lainnya. Dan atas kejadian ini diharapkan wake up call bagi semua instansi yang ada terutama pada pengelola perumahan-perumahan.

“Pengelola perumahan itu saat ini mereka semua sudah kami undangan untuk verifikasi siapa-siapa saja yang menjadi penghuninya”, terang Iqbal kepada Faktualnews.co, Senin  (31/7/2017).

Seperti diketahui 93 Warga Negara Asing (WNA) yang ditangkap di Surabaya dari empat rumah di Graha Famili yang dipakai sebagai markas tindak kejahatan Cyber Fraud (penipuan online) oleh para WNA pada, Sabtu (29/7/2017).

Di perumahan Graha Famili itu sendiri bahwa, para tetangga bahkan Sekuriti perumahan itu tidak saling kenal dengan pemiliknya, itu yang membuat Kepolisian mengalami kesulitan untuk melacaknya. Perumahan tersebut juga tidak ada RT dan RW seperti perumahan lainnya hanya terdapat banyak Sekuriti yang menjaga di masing-masing blok.