JOMBANG, FaktualNews.co – Suhu percaturan politik di Kabupaten Jombang, Jawa Timur, menjelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Tahun 2018, kian menghangat. Duet Nyono – Munjidah yang berhasil memenangkan Pilkada tahun 2013 lalu, terancam tidak berlanjut.
Nyono Suharli Wihandoko dan Hj. Munjidah Wahab adalah pasangan Bupati – Wakil Bupati Jombang periode 2013 – 2018. Pasangan yang diusung Partai Golkar, PPP dan PKS itu berhasil memenangkan Pilkada tahun 2013 lalu.
Namun, duet Nyono – Suharli Wihandoko terancam tak berlanjut pada Pilkada Jombang Tahun 2018 mendatang. Sinyal bakal berakhirnya kebersamaan antara Nyono – Munjidah untuk memimpin Kabupaten Jombang tersebut ditandai dengan perjanjian kerjasama politik antara Partai Golkar dengan Partai lain.
Partai Golkar, pada Jum’at, 4 Agustus 2018, resmi menjalin kerjasama bidang politik dengan PDI Perjuangan. Kerjasama tersebut ditandai dengan penandatangan antara kedua pimpinan Partai di Hotel Yusro, Jombang.
Naskah perjanjian kerjasama, dibacakan oleh Sekretaris DPD Partai Golkar Kabupaten Jombang, Surachmad, di depan puluhan kader dua partai ini. Kemudian, naskah tersebut ditandatangani oleh petinggi partai. Dari Partai Golkar diwakili Ketua DPD Jombang, Tjaturina Yuliastuti, sedangkan DPC PDIP Jombang, diwakili H Marsaid.
Isyaratkan Geser Munjidah
Sekretaris DPD PDIP Jawa Timur, Sri Utari mengungkapkan, perjanjian kerjasama ini berlandaskan pada kesamaan visi, misi kedua partai dalam membangun Jombang ke depan. Beberapa program Bupati Jombang, Nyono Suharli Wihandoko, selama ini diakuinya tidak lepas dari dorongan dan peran PDI Perjuangan di belakang.
“Ada program bantuan untuk tiga pilar, dimana itu merupakan sebuah program untuk mempercepat tugas-tugas tiga pilar tersebut, kemudian mobil siaga desa,” kata Sri Untari, saat konferensi pers.
Dalam perjanjian kerjasama itu juga mengisyaratkan adanya kebersamaan antara Partai Golkar dengan PDIP dalam menghadapi Pilkada Jombang tahun 2018. Saat ini Nyono disebut-sebut akan kembali bertarung dalam Pilkada Jombang.
“Insya Allah begitu, jadi dalam tuangan perjanjian tadi sudah disebutkan Golkar akan menjadi bupatinya, kemudian kader PDIP sepakat akan menjadi wakilnya,” bebernya.
Namun demikian, Sri Utari mengaku untuk saat ini belum bisa memastikan nama kader PDIP yang akan menemani Nyono Suharli Wihandoko. Penentuan siapa nama kader yang hendak menggeser Hj. Munjidah Wahab, menjadi kewenangan dari Ketua Umum PDIP.
“Tapi siapa nama yang akan kita sebut, kita belum memberikan sebutan nama, karena itu haknya Ketua Umum, maka kami akan menunggu keputusan itu. Insya Allah pada akhir Bulan Agustus ini nanti akan muncul nama dari kami,” ujarnya.