Ratusan Popok Bekas dari Sungai Brantas Dikirim ke Kantor DLH Kota Mojokerto
MOJOKERTO, FaktualNews.co – Brigade Evakuasi Popok (Brigade Kuapok) dari Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Peduli Lingkungan Ecoton memungut banyak popok bekas pakai yang dibuang masyarakat di Sungai Brantas.
Sebanyak 50 kilogram popok bekas berhasil dipungut Tim Brigade Kuapok dari berbagai titik sepanjang aliran sungai. Antara lain Jembatan Mlirip, Jembatan Gajah Mada, Jembatan Padangan, Jembatan Kali Sadar dan terbanyak dikumpulkan dari Jembatan Sinoman.
Usai mengumpulkan popok bekas pakai di Sungai Brantas Kota Mojokerto, Tim Brigade Evakuasi Popok (Brigade Kuapok) membawa ratusan popok tersebut ke Dinas Lingkungan Hidup (DLH), Kota Mojokerto, Jawa Timur, Senin, (14/8/2017).
Setelah sampai di halaman kantor DLH Kota Mojokerto, Brigade Kuapok segera menggelar beberapa popok bekas yanh telah dipungutnya itu di halaman kantor DLH Kota Mojokerto. Kedatangan Brigade Kuapok ini juga disambut Kepala DLH Kota Mojokerto, Amin Wachid.
Di depan Amin, Brigade Kuapok segera menyampaikan maksud dan tujuan kegiatan mereka hari ini. Bagi Brigade Kuapok, DLH Kota Mojokerto dinilai perlu membuat papan peringatan kepada masyarakat agar tidak membuang limbah rumah tangga dan popok bekas pakai ke sungai. Papan peringatan itu yang nantinya dipasang di sepanjang aliran sungai di Kota Mojokerto.
“Terima kasih dan kami mengapresiasi dengan kedatangan para petugas dari Brigade Kuapok tersebut. Kami akan melakukan langkah-langkah, popok bekas pakai yang ditemukan akan ditanam di TPA karena ini merupakan limbah B3,” kata Amin Wachid, Senin (14/8/2017).
Menurut Amin, aliran Sungai Brantas tidak hanya berasal dari Kota Mojokerto saja. Namun, Sungai Brantas juga menampung aliran dari beberapa daerah di sekitarnya. “Saya tidak bisa menyalahkan daerah lain dan masyarakat. Kami akan berkoordinasi dengan daerah lain yang dialiri Sungai Brantas,” jelasnya.
Pihaknya juga akan melakukan koordinasi lintas daerah seperti Kabupaten Mojokerto dan Jombang. Karena bisa jadi banyak sampah yang dibuang dari daerah lain namun ditemukan di wilayah Kota Mojokerto. “Kami juga akan edukasi ke masyarakat karena popok bekas pakai memang berbahaya,” imbuhnya.
Masih kata Amin, di Kota Mojokerto sendiri sudah ada depo sampah di 18 titik yang tersebar di beberapa kelurahan. Selain itu, Kota Mojokerto juga memiliki Tempat Pembuangan Sampai Terpadu (TPST) di dua lokasi, yakni Magersari dan Pulorejo, Kecamatan Prajuritkulon. “Kami juga punya satu Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di Radegan, Kelurahan Magersari,” pungkasnya.