Limbah Batu Bara Diapakai Uruk, 5 Warga di Mojokerto Alami Luka Bakar
MOJOKERTO, FaktualNews.co – Diduga melakukan pengurukan tanah menggunakan limbah batu bara, lima orang warga mengalami luka bakar di bagian kaki hingga mengakibatkan mereka tidak bisa beraktifitas. Dari kelima orang ini, diantaranya tiga anak-anak dan dua orang dewasa. Kejadian itu, terjadi di kawasan Desa Domas, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, tepatnya di jalan masuk menuju desa tersebut.
Belakangan, diketahui identitas ketiga anak tersebut, yakni Mochammad Ifan, (12) dan Riyan, (13) yang diketahui warga asal Dusun Kasiyan, Desa Domas, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur. Sedangkan satu orang anak lainnya, yakni Rifki Dian, (13) warga asal Dusun Penewon, Desa Jambuwok, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur.
Selain itu, diketahui juga identitas kedua orang yang mengalami luka bakar sama dengan tiga anak-anak itu, yakni Yudi, (34) warga asal Dusun Temboro, Desa Domas, Kecamatan Trowulan, Kabupate Mojokerto, Jawa Timur, dan Sumiarsih, (42) warga asal Dusun Gayam, Desa Sidokerto, Kecamatan Mojoagung, Kabupaten Jombang, Jawa Timur.
Dari informasi yang dihimpun, para korban secara bergiliran terjebak dalam lahan yang diduga diuruk menggunakan limbah batu bara itu. Akibatnya, para korban menderita luka bakar di bagian kaki yang terbilang cukup serius.
Saat ditemui FaktualNews.co, Yudi, salah satu korban mengaku bahwa peristiwa itu berawal saat ia melakukan penebangan tebu di sekitar kawasan yang diduga diuruk menggunakan limbah batu bara itu. “Saya sedang nebang tebu, pada Senin sekitar tanggal 31 Juli 2017 lalu, sekitar pukul 4 sore. Tiba-tiba saya terperosok saat lewat di atas tempat yang bekas diuruk itu,” ungkapnya, Selasa (15/8/2017).
Kata Yudi, saat itu keadaan di atasnya terdapat jerami yang terlihat bekas di bakar. Selanjutnya, saat melewatinya tiba-tiba kakinya terperosok sampai lutut di atas lutut. “Saat saya tarik, kaki saya terasa panas sekali, kemudian melepuh seperti kebakar gitu,” tuturnya.
Sementara itu, dikonfirmasi juga Kepala Desa Domas, Suroso saat disinggung terkait kejadian tersebut, pihaknya mengaku hanya sebagai pengawas proyek pelebaran jalan masuk Desa Domas itu. “Saya hanya sebagai pengawas, karena masih kekurangan dana, jadi plengsengan itu kami uruk saja,” ungkapnya.
Akibat kejadain tersebut, para korban hingga saat ini tidak bisa melakukan aktifitas sama sekali. Para korban hanya bisa terdiam di rumah mereka masing-masing. Para korban sudah berupaya berobat menggunakan dana pribadi mereka.
Guna menindaklanjuti kejadian itu, Kapolsek Trowulan, Kompol Sulkan saat dikonfirmasi mengatakan, pihaknya masih terus melakukan proses lidik untuk memastikan apakah itu benar diuruk menggunakan limbah batu bara atau tidak. Pihaknya telah menggerakkan tim yang dipimpin Kanit Reskrim Polsek Trowulan, Ipda Agus untuk melakukan penyelidikan kasus tersebut.
Saat meninjau lokasi kejadian, Ipda Agus, Kanit Reskrim Polsek Trowulan mengatakan, pihaknya belum bisa memastikan apakah itu benar limbah batu bara atau tidak. Pihaknya mengaku belum mengambi sample tanah uruk itu. “Kami nanti coba panggil dan periksa perangkat desa setempat dulu. Nanti coba kita ambil sample tanah uruknya dan kami minta bantuan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) untuk melakukan uji laboratorium,” ungkapnya, Selasa, (15/8/2017).