LAMONGAN, FaktualNews.co – Selama musim kemarau, Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Lamongan, Jawa Timur menjamin pasokan air bersih untuk pelanggan tidak akan tersendat. Karena, kondisi air baku di Sungai Bengawan Solo diprediksi masih cukup.
Kondisi ketinggian air di Bendung Gerak Babat (Babat barrage) masih berada di level aman. Pada awal September, ketinggiannya di level 5,22 meter.
“Dengan level ketinggian di atas 5 meter, prediksi kami itu masih mencukupi kebutuhan air bersih bagi pelanggan PDAM selama puncak kemarau di September dan Oktober ini,” kata Direktur PDAM M. Maksum melalu Kabag Humas dan Protokol Agus Hendrawan, Kamis (14/9/2017).
Level ketinggian itu menurut dia masih berada di atas posisi aman, yakni 4,5 meter. Ini berbeda dengan kondisi 2013 ketika level ketinggian di bawah 4,5 meter, sehingga PDAM harus menurunkan ketinggian pompa intake di Babat.
Sementara itu PDAM terus memperluas cakupan pelayanan air bersih. Tahun ini mereka menargetkan bisa menambah lagi 2 ribu sambungan rumah (SR).
Jumlah konsumen PDAM di akhir 2016 lalu ada sebanyak 18.155 SR. Sedangkan sampai dengan Juli 2017, sudah menjadi 18.675 SR atau bertambah menjadi 520 SR.
PDAM juga akan memperluas pelayanan air bersih di wilayah Lamongan Selatan. Bupati Lamongan dan Gubernur Jawa Timur telah menandatangani Sistem Penyediaan Air Minum Mojokerto dan Lamongan (SPAM Mojo Lamong) dalam rangka pemanfaatan air baku sungai Brantas untuk mengairi daerah Mojokerto dan Lamongan.
Rencananya air baku dari Sungai Brantas tersebut akan digunakan untuk mencukupi kebutuhan air baku di daerah selatan. Yakni Kecamatan Mantup, Kembangbahu, dan Tikung.
Kabupaten Lamongan melalui kerjasama ini bisa memperoleh alokasi debit air hingga 50 liter per detik dengan asumsi untuk pelayanan kurang lebih 5.000 SR. Proyek tersebut sudah berjalan, dan akan segera terealisasi.
Di sisi lain, kondisi kemarau ini membuat air baku PDAM kadar kekruhannya minim, sehingga tidak memerlukan proses terlalu panjang.
Jika musim penghujan, tingkat kekeruhan air dalam skala NTU (Nephelometric Turbidity Unit) di Bendung Gerak Babat mencapai 2 ribu. Sementara aturannya, air yang layak skala NTUnya hanya sebesar 5.
PDAM Lamongan selama ini sudah memiliki sistem pengolahan yang bisa mengolah air baku sampai skala NTUnya tinggal mencapai 1,2 atau 1,4. Jika musim kemarau seperti ini air cenderung tenang, sehingga skala NTU di Sungai Bengawan Solo hanya sekitar 90-100.