KEDIRI, FaktualNews.co – Adanya ojek berbasil online di Kota Kediri, Jawa Timur menuai protes dari ratusan tukang becak. Mereka mendatangi gedung DPRD setempat, Selasa (19/0/2017).
Kedatangan mereka ke gedung wakil rakyat tersebut meminta ojek online tidak beroperasi di wilayah Kota Kediri, karena dinilai mengurangi pendapatan tukang becak.
“Sejak ada GoJek, pendapatan kami turun drastis,” kata koordinator abang becak, Darmanto, Selasa (19/9/2017).
Menurutnya, sebelum beroperasinya GoJek para abang tukang becak ini dalam sehari bisa memperoleh penghasilan sekitar Rp 50 ribu. Kini, hanya Rp 10 ribu per hari bahkan lanjut Darmanto, dirinya tidak membawa pulang uang sama sekali.
“Mereka enak mengandalkan handphone, bisa cari penumpang dimana saja. Lha kami? jadi tidak ada penumpang,” ungkapnya.
Darmanto mengungkapkan, dengan adanya ojek online di Kota Kediri, masyarakat tidak perlu susah payah keluar rumah dan menuju ke pangkalan becak. Selain itu, harga yang ditawarkan jauh lebih murah, bahkan dibanding jasa ojek sejenis.
Hal itu membuat abang becak di Kediri nyaris tak bisa bekerja sama sekali. Para pelanggan yang sebelumnya setia menggunakan jasa becak secara perlahan beralih menggunakan jasa ojek online.
Sementara itu, Ketua DPRD Kota Kediri, Kholifi Yunon, tidak bisa menjanjikan apa-apa terkait keberadaan ojek online tersebut, pihaknya hanya akan menyampaikan permasalahan ini ke Pemerintah Kota (Pemkot) Kediri.
“Kami akan sampaikan ke Pemkot, terkait regulasi ojek online di Kota Kediri,” jelasnya.
Tidak hanya tukang becak yang mengeluhkan keberadaan ojek online tersebut, ojek konvensional di Kota Kediri juga terdampak dengan adanya jasa onjek online. “Kami cari penumpang pada malam hari hingga dini hari saat jam operasional ojek online berhenti, itu untuk mensiasati dapur tetap ngebul,” kata salah satu tukang ojek konvensional, Solikan.