JOMBANG, FaktualNews.co – Keberadaan sejumlah proyek ‘siluman’ di Kabupaten Jombang, Jawa Timur, mendapat atensi khusus dari kalangan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jombang.
Ketua DPRD Jombang, Joko Triono kepada FaktualNews.co mengatakan, sistem pengawasan oleh dewan terhadap pelaksanaan proyek pemerintah perlu dilakukan dengan memanfaatkan fungsi kecanggihan teknologi yang berkembang.
Dalam perjalanannya, diharapkan ada aplikasi khusus untuk kalangan anggota dewan dalam hal mengawasi semua proyek pemerintahan. Sehingga nantinya dewan dapat mengawasi pengerjaan proyek pemerintah tersebut meski dari jarak jauh.
Hal ini, kata Joko Triono, tentu akan mempermudah kalangan dewan dalam menjalankan salah satu fungsi pengawasannya. “Makanya ke depan, dengan kecanggihan teknologi ini, saya juga berharap bahwa kita ada aplikasi, bagaimanapun bentuknya,” kata pria yang kerab disapa JT ini.
Dengan adanya aplikasi itu, lanjut politisi PDI Perjuangan ini, setiap pengerjaan proyek pemerintah di daerah-daerah bisa diawasi oleh kalangan dewan meski tidak turun lapangan guna memantau langsung.
Pengawasan dengan sistem ini diharapkan akan mengurangi kontraktor ‘nakal’ yang selama ini banyak diketahui tidak pasang papan nama saat mengerjakan suatu proyek. “Bagaimana caranya daerah-daerah (di Jombang) ini bisa kita pantau tanpa kita harus turun,” imbuh Joko.
Meski begitu, paparnya, sistem pengawasan di atas tidak menghilangkan pengawasan dewan secara langsung. Ada saatnya wakil rakyat ini harus turun langsung ke lokasi pengerjaan proyek.
Seperti diberitakan media ini sebelumnya, proyek pelebaran jalan alternatif di Desa Curahmalang, Kecamatan Sumobito, Kabupaten Jombang, Jawa Timur diduga tak mematuhi aturan yang berlaku. Ini lantaran tidak terlihat papan nama pembangunan yang menjelaskan keberadaan proyek tersebut seperti pada umumnya (‘siluman’).
Biasanya pelaksana proyek memasang papan nama pembangunan yang menyebut jumlah dana proyek sehingga masyarakat bisa mengawasi kualitas jalan tersebut.
Sumila (45), salah satu warga setempat mengungkapkan, sejak awal dilakukan pengerjaan proyek tersebut diakuinya memang tidak terlihat papan nama proyek.
“Bisanya kan ada papan nama, tapi ini memang dari awal pengerjaan tidak ada. Kalau tidak ada papan nama kan kita tidak tau berapa anggarannya. Bisa jadi nanti dikerjakannya asal-asalan, cepat rusak lagi jalannya,” katanya kepada FaktualNews.co, Jumat (15/9/2017) petang.
Dikatan dia, pengerjaan pelebaran jalan alternatif itu dilakukan sejak sekitar satu bulan sebelumnya. “Sudah satu bulanan mas,” jelas Sumila.