KH Nawawi, Komandan Laskar Sabilillah yang Pantang Menyerah
MOJOKERTO, FaktualNews.co – Pria bersorban itu tampak begitu tenang menghadapi pasukan bersenjata. Tak ada sedikitpun rasa takut atau ragu.
Kendati hanya sebatang besi tipis tergenggam di tangan kanannya. Namun tak sedikitpun nyali dalam dirinya menciut kendati moncong senapan mengarah kepadanya.
Bak singa yang lapar, pria itu menghajar satu persatu pasukan Belanda yang terus menggempur Sidoarjo. Semangat dan cara bertempurnya, membuat pasukan yang dinaunginya segan dan selalu memiliki semangat berkobar.
Itulah sosok KH Nawawi, pejuang pra-kemerdekaan yang berupaya mempertahankan setiap jengkal tanah tumpah darahnya dari jajahan bangsa asing dalam penggalan drama kolosal yang dipentaskan dalam rangka HUT TNI ke-72 ini.
KH Nawawi merupakan Komandan Laskar Sabilillah. Nama besarnya memang tak asing di kalangan para pejuang. Ia merupakan komandan yang menguasai wilayah Mojokerto, Kedamean, Gresik, Sepanjang dan Sukodono dan Sidoarjo. Beliau juga merupakan salah satu pendiri NU di Mojokerto.
KH Nawawi gugur pada 22 Agustus 1946 dalam pertempuran melawan Belanda di Dusun Sumantoro, Desa Plumpungan Sukodono, Kabupaten Sidoarjo. Jenazahnya kemudian ditandu oleh pasukan Laskar Sabilillah menuju rumah duka di Kelurahan Jagalan, Kecamatan Magersari Kota Mojokerto.
Kemudian Syuhada kemerdekaan Republik Indonesia ini dimakamkan di TPU Dusun Mangunrejo, Desa Sidoharjo, Kecamatan Gedeg, Kabupaten Mojokerto atau yang dikenal dengan Makam Losari.
Menurut Komandan Kodim 0815, Letkol Czi Budi Pamudji, menyampaikan melalui pentas drama Syuhada kemerdekaan dan Komandan Laskar Sabilillah di Mojokerto, KH Nawawi tersebut, diharapkan agar masyarakat khususnya generasi muda tidak melupakan sejarah dan menghargai jasa para pahlawan.
“Sifat patriotik dan nilai-nilai luhur yang beliau miliki patut kita tauladani. Ingat, bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa para pahlawannya,” tegas Dandim.
Menurutnya, pementasa drama kolosal ini sekaligus pesan kepada generasi muda selaku generasi penerus bangsa untuk mendharmabaktikan hidupnya sebagaimana yang dilakukan para leluhur yang telah berjasa dalam mendirikan dan membangun Indonesia.
“Selain drama kolosal, perayaan HUT TNI ke-72 kali ini juga diisi dengan istighotsah dan doa bersama untuk para pejuang yang gugur dalam membela NKRI,” ucap Dandim usai menjadi Irup pada HUT Ke-72 TNI di Lapangan Cikaran.