Kesehatan

Pelayanan RSUD Jombang Dikeluhkan, LInK Desak Bupati Turun Tangan

JOMBANG, FaktualNews.co – Kualitas pelayanan RSUD Jombang, Jawa Timur, belakangan ini mendapat sorotan dari sejumlah kalangan. Sorotan kali ini datang dari LSM Lingkar Indonesia untuk Keadilan (LInK) Jombang.

Menurut Direktur LiNK Jombang, Aan Anshori, pola pelayanan RSUD yang akhir-akhir ini sering dikeluhkan pasien ataupun keluarganya karena sering lamban, harus diperhatikan dengan serius. Ia mendorong adanya sanksi tegas untuk para pelayan atau pegawai RSUD yang bermasalah.

“Perbaikan layanan hanya bisa dilaksanakan jika ada ketegasan dalam menegakkan prinsip-prinsip dasar kerumahsakitan. Dalam kasus tersebut, perlu ada investigasi secara fair dan terbuka. Serta, memastikan pihak-pihak yang bermasalah mendapat sanksi,” katanya, Kamis (5/10/2017).

Disamping itu, lanjut pria berkacamata ini, perubahan secara sistemik juga bisa dilakukan dengan memotong problem utama dalam birokrasi, yakni rekrutmen elit RSUD yang cenderung tidak transparan dan cenderung koruptif.

“Mekanisme ini selanjutnya berdampak pada kinerja para bawahan yang hanya melayani elit ‘asal bapak senang’ bukan pasien,” imbuhnya.

Dalam pandangan Aan, sapaan akrabnya, tidak menutup kemungkinan masih banyak pasien yang merasakan hal yang sama. Namun, paparnya, mereka tidak tahu kepada siapa dan bagaimana mereka mengadu.

“Saya yakin pasien terlantar itu bukanlah satu-satunya. Masih ada puluhan yang lain yang tidak tahu bagaimana mengadukan permasalahannya,” ujar Aan.

Diberitakan media ini sebelumnya, pasien dan keluarga pasien asal Kecamatan Ngoro, Kabupaten Jombang, mengeluhkan pelayanan medis di RSUD Jombang. Pelayanan di RSUD Jombang dinilai kurang maksimal dan dokter kurang cekatan dalam menangani pasien.

Perihal yang sama juga disampaikan Rahmad, warga Kecamatan Diwek. Keluhan yang disampaikan Rahmad, berawal dari peristiwa pada Senin, 2 Oktober 2017 lalu, saat dirinya mengantar kakaknya, Bad (36), ke RSUD Jombang. Dia menuturkan, kakaknya masuk ke rumah sakit dan diagnosa menderita anemia gravis.

Rahmad menyayangkan pelayanan para petugas yang menurutnya penuh kejanggalan. Kakaknya, lanjut Rahmad, selama 16 jam ditempatkan di ruang UGD dengan alasan ruang rawat inap sedang penuh.

“Saat itu, para dokter dan perawat mengaku semua ruangan sudah penuh. Jadi siang baru dibawa ke ruang inap. Padahal saya tahu banyak kamar inap yang masih kosong,” ungkapnya.

Pihak RSUD Jombang, saat coba dikonfirmasi FaktualNews.co, Kamis, 5 Oktober 2017 pagi, melalui Humasnya, Anita Kusuma, menyatakan belum bisa memberikan tanggapan. Pihaknya masih melakukan penelusuran terkait pelayanan yang dikeluhkan pasien. “Mohon maaf, proses telusur (penelusuran) sedang berjalan,” demikian pesan yang diterima FaktualNews.co.