Pelayanan RSUD Jombang Dikeluhkan, Bupati: Besok Saya Panggil Direkturnya
JOMBANG, FaktualNews.co – Bupati Jombang, Jawa Timur, Nyono Suharli Wihandoko mengungkapkan, keluhan terkait pelayanan RSUD Jombang segera disikapi. Senin, 9 Oktober 2017 besok, Direktur RSUD Jombang diminta untuk memberikan penjelasan.
Bupati Jombang mengatakan, keluhan terkait pelayanan harus segera disikapi oleh manajemen RSUD Jombang. Pihak manajemen perlu segera melakukan penelusuran lebih jauh dan segera memperbaiki pelayanan terhadap pasien.
“Kalau masih ada pelayanan dari beberapa bidang yang masih belum maksimal, kita akan panggil Direktur RSUD agar pelayanan yang kurang maksimal ini segera saya perintahkan untuk memberikan pelayanan yang maksimal,” ujarnya, Minggu (8/10/2017).
Bupati Nyono menandaskan, pemanggilan Direktur RSUD Jombang akan dilakukan secepat mungkin. Bahkan, ujar Bupati Jombang, pada Senin, 9 Oktober 2017 besok, Direktur RSUD harus sudah menghadap.
“Insyaallah besok pagi saya panggil ke kantor atau di Pendopo. Saya panggil jam 7 pagi. Tolong saya diberi datanya, selain itu konkret,” kata Bupati Nyono.
Bupati Nyono mengaku, beberapa hari ini dirinya memang belum menerima laporan terkait perkembangan pelayanan RSUD Jombang. Seharusnya, papar Nyono, setiap pekan sekali, Direktur RSUD intens melaporkan terkait pelayanan RSUD.
“Jadi memang selama beberapa hari ini belum ada laporan dari Direktur rumah sakit, biasanya seminggu sekali menyampaikan laporan-laporan kegiatan di RSUD,” bebernya.
Diberitakan sebelumnya, seorang pasien asal Desa Sidowarek, Kecamatan Ngoro, Kabupaten Jombang, mengungkapkan kekecewaanya terhadap pelayanan medis di RSUD Jombang.
Dia menilai, pelayanan di RSUD Jombang kurang maksimal dan dokter kurang cekatan dalam menangani pasien. Pasien ini merasakan sendiri keluhan itu karena ia harus menunggu lama agar dokter mengangkat cairan dalam perutnya.
Perihal yang sama juga disampaikan Rahmad, warga Kecamatan Diwek. Keluarga pasien ini menuturkan, keluhannya berawal dari peristiwa pada Senin, 2 Oktober 2017 lalu, saat dirinya mengantar kakaknya, Bad (36), ke RSUD Jombang.
Dia menuturkan, kakaknya masuk ke rumah sakit dan diagnosa menderita anemia gravis. Rahmad menyayangkan pelayanan para petugas yang menurutnya penuh kejanggalan. Kakaknya, lanjut Rahmad, selama 16 jam ditempatkan di ruang UGD dengan alasan ruang rawat inap sedang penuh.
“Saat itu, para dokter dan perawat mengaku semua ruangan sudah penuh. Jadi siang baru dibawa ke ruang inap. Padahal saya tahu banyak kamar inap yang masih kosong,” ungkapnya.