Birokrasi

Ada Calo Dalam Pelayanan e-KTP, Bupati Jombang Minta Warga Segera Melapor

JOMBANG, FaktualNews.co – Bupati Jombang, Jawa Timur, Nyono Suharli Wihandoko, membantah jika dalam pengurusan KTP elektronik (e-KTP), terdapat jalur calo atau jasa orang ketiga.

Hal itu dinyatakan olehnya, saat melihat langsung kondisi di lapangan terkait pelayanan dalam pengurusan KTP elektronik (e-KTP) serta dokumen kependudukan lainnya, di Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dispendukcapil) Jombang, Kamis (16/11/2017).

Atas dugaan adanya calo dalam pelayanan e-KTP, Nyono meminta pihak yang mengetahui praktek pungli dan calo untuk segera melaporkan kepala Kepala Dispendukcapil Kabupaten Jombang.

“Kedepan kita berharap masyarakat taat aturan, yang datang ke Dispendukcapil hanya yang dapat undangan. Untuk calo kita sudah bentuk tim saber pungli khusus di sekitar ini,” tutur Nyono.

Nyono memaparkan, saat ini di Jombang ada 1.391.273 jiwa yang wajib memiliki KTP. Sedangkan yang sudah terlayani sebanyak 991.119 orang dan menyisakan 59 ribu lebih yang belum memiliki KTP.

Saat ini semua masih dalam tahap pengurusan dan untuk mengantisipasi antrian panjang dan praktek calo, pemerintah sedang mengupayakan pembuatan KTP melalalui jalur online.

“Kita sudah merencanakan pendaftaran KTP lewat jalur online. Untuk alat-alatnya sudah kita siapkan anggaran dari APBD 2018 nanti,” pungkasnya.

Disisi lain, dugaan adanya praktek calo dalam pengurusan e-KTP serta dokumen kependudukan lainnya, diungkapkan oleh RA, salah satu pengguna sekaligus korban calo, asal Kecamatan Jogoroto, Jombang.

Dia mengungkapkan, para calo dalam pembuatan KTP dan KK di Dispendukcapil Kabupaten Jombang mulai terang-terangan menawarkan jasanya kepada warga yang kesulitan membuat KTP.

“Saya nitip pembuatan KTP dan akta anak ke tetangga desa mas, dia sudah terkenal di kalangan masyarakat desaku untuk masalah KTP dan KK,” ungkapnya, Senin, 6 November 2017 lalu.

Dikatakan RA, ia beberapa kali menggunakan jasa calo. Seingatnya, dia sudah menggunakan 3 orang jasa calo. Calo pertama berasal dari Jogoroto, kedua dari Mojowarno dan satu lagi calo ia temui saat antri di Dispendukcapil.

Dari ketiga calo tersebut, dia tidak menemukan hasil positif tetapi justru kerugian yang dia derita. Hingga akhirnya, RA memilih mengurus sendiri dokumen kependudukan yang dia butuhkan.

“Waktu dipanggil oleh petugas Dispendukcapil Jombang ternyata nama saya ada tambahan satu huruf. Padahal semua kelengkapan berkas sudah saya kasihkan ke calo. Saya sudah kerumah calo tapi selalu tidak ada, ditelfon juga dimatikan langsung,” tambahnya.