Sumenep Dilanda Banjir, Pemda Salahkan Gaya Hidup Masyarakat
SUMENEP, FaktualNews.co – Banjir yang melanda sebagian wilayah Sumenep, Madura, Jawa Timur, Sabtu (25 Nopemper 2017) kemarin, sempat mengejutkan masyarakat dan viral di media Sosial.
Masyarakat menyalahkan Pemerintah Kabupaten Sumenep, lebih khusus, Dinas Perumahan Rakyat Kawasan Permukiman dan Cipta Karya sebagai instansi yang mempunyai tupoksi tentang penataan Ruang.
Kasus tersebut diprotes dan dikritik oleh masyarakat yang rumahnya disambangi oleh banjir, namun harus ingat persoalan banjir sangat terkait antara hulu dan hilir.
“Artinya urusan hulu itu terkait dengan catchment area, urusan hilir terkait dengan sungai yang berujung di laut yang elevasi muka airnya bervariatif tergantung pasang surut laut melalui kali marengan,” kata Kepala Dinas PRKP dan Cipta Karya Bambang Irianto, Minggu (26/11).
Dalam keterangan rilisnya, Bambang menjelaskan, kasus yang terjadi sebenarnya belum masuk kategori banjir, masih dikatakan genangan di beberapa titik di kota Sumenep antara lain kampung arab, seputar Pemkab, Sebelah barat SDN Damala, depan Madura chanel, seputaran perumahan BSA dan lainnya.
“Genangan air itu terjadi karena sebab, pertama karena serapan air berkurang, gaya hidup masyarakat rumahnya dipaving, kedua membuang sampah sembarangan berakibat buntu saluran drainase,” terangnya.
Persoalan ini, ujar Bambang, sudah terjawab dengan masterplan penanggulangan banjir di kota. Disamping itu perlu antisipasi pembersihan drainase yg dilakukan oleh petugas pematusan setiap hari.
Lalu, apa sebab terjadi genangan air masyarakat mengatakan banjir karena selain serapan sudah berkurang akibat gaya hidup masyarakat, juga harus disadari kali marengan yang menjadi pusat pembuangan air sudah tak mampu menampung.
Apa solusinya yang harus dilakukan?, lanjut Bambang, antisipasi awal dalam jangka pendek seperti di kampung arap segera dilaksanakan melewatkan limpasan air permukaan yang melalui jalan ke taman sisi kiri kali marengan, sehingga mempercepat pembuangan air limpasan di jalan agar segera masuk ke kali marengan, sehingga bisa mengurangi genangan di kampung arab.
Langkah kedua, perlu adanya pompa berdasarkan masterplan penanggulangan banjir di kota yaitu melakukan dan mengalihkan arus pembuangan, air yang terpusat di kali marengan dipecah terbagi dua ke kali patrian sehingga arus air akibat hujan deras tak bertumpu di kali marengan.
Disamping program pompa untuk antisipasi banjir di beberapa tempat yang dibangun diatas badan kali yang berkontribusi dengan sistim buka tutup pintu air, program ini sudah teragendakan tahun 2018 dan telah tuntas perencanannya dan APBD 2018 sudah disepakati oleh dewan.
“InsyaAllah awal tahun 2018 bakal diluncurkan dengan nilai anggaran 7 milyar, sambung doa semoga sukses dan bisa menjawab tantangan penanggulangan banjir di kota Sumenep,” tandas Bambang.