Parlemen

Serapan Anggaran Minim, DPRD Desak Pemkab Sumenep Maksimalkan Program

SUMENEP, FaktualNews.co – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sumenep, Madura, Jawa Timur, mendesak eksekutif agar lebih maksimal dalam merealisasikan program kegiatan. Hingga triwulan ketiga, serapan anggaran baru mencapai 40 persen.

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Sumenep 2017 mencapai Rp 2,2 triliun. Idealnya, serapan belanja hingga bulan Agustus sudah mencapai 85 persen.

Sehingga, pelaksanaan program pemerintah lebih maksimal karena tidak menumpuk di akhir tahun. “Kalau APBD murni banyak yang tidak terserap, bagaimana nanti kalau sudah memasuki PAK,” kata Wakil Ketua DPRD Sumenep Moh Hanafi, Rabu (29/11/2017).

Menurut Hanafi, melihat penyerapan realisasi anggaran yang masih rendah, pihaknya mendesak agar secepatnya dilakukan evaluasi dan dilaksanakan.

Rendahnya serapan anggaran ternyata tidak hanya terjadi tahun ini. Kebiasaan pengerjaan kegiatan diakhir tahun juga terjadi ditahun sebelumnya. Padahal masalah tersebut berpengaruh pada kualitas program itu sendiri.

Hanafi kemudian menegaskan, ketika anggaran disahkan harusnya eksekutif langsung bergerak merealisasikan program yang sudah dicanangkan, sehingga khusus pekerjaan fisik tidak keteteran.

“Selama ini menjadi kebiasaan eksekutif mengerjakan pekerjaan ketika sudah mepet. Kami tidak mengerti kenapa, mungkin karena sudah menjadi kebiasaan atau mungkin karena hal lain yang sengaja diulur-ulur,” bebernya.

Dikonfirmasi terpisah, kepala Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Sumenep Didik Untung Syamsidi mengakui jika serapan APBD masih rendah dan di bawah target.

Hal itu banyak ditemukan di Struktur Organisasi Daerah (SOPD) besar dan yang menangani pekerjaan fisik hingga kini belum berjalan.

“Pak Bupati pun sudah kembali mewanti-wanti kepada semua SOPD untuk bisa merealisasikan anggaran yang sudah ada. Kemudian soal fisik, SOPD harus mendorong rekanannya untuk mensegerakan pekerjaannya,” tuturnya.

Didik menyebutkan, salah satu kendala lambannya realisasi kegiatan fisik terletak pada rekanan yang tak kunjung memulai program kegiatan. “Tapi sudah kami sampaikan supaya tidak selalu terulang,” tandasnya.