SIDOARJO, FaktualNews.co – Sekitar 70 orang yang tergabung dalam Gerakan Anak Sidoarjo Setia (Ganass), menutup paksa saluran pembuangan limbah milik PT Sekar Group, di sungai Kemambang, Pucang, Sidoarjo, Jawa Timur, Senin (4/12/2017).
Penutupan paksa itu buntut dari perusahaan yang membawahi tiga perusahaan yakni Sekar Laut, Sekar Bumi dan Sekar Katokochi itu diduga kuat mengeluarkan aroma bau busuk dan membuang limbah di saluran tersebut.
“Kami datang kesini sudah memohon kepada Pemerintah Daerah melalui surat namun tidak pernah digubris,” Kata Koordinator aksi, Chamim Putra Gafoer, ketika di lokasi, Senin (4/12/2017).
Pihaknya pun akhirnya melakukan aksi penutupan saluran pembuang limbah. Menurut Chamim, pihak perusahaan sudah semaunya sendiri membuang limbah yang memgakibatkan bau busuk seperti bangkai menganggu masyarakat sekitar dan aktifitas pendidikan.
“Tujuan kami menutup saluran pembuangan limbah hanya satu, agar bau busuk tidak mengganggu masyarakat dan adik-adik kami yang melakukan proses belajar mengajar. Apa pernah tanya ke pihak sekolahan kalau hampir tiap hari puluhan siswa muntah-muntah akibat bau busuk menyengat ini,” jelasnya.
Pantauan di lokasi, puluhan masa bergotong royong melakukan penutupan paksa menggunakan cor di ujung saluran pembuangan limbah dari aliran limbah milik PT Sekar Laut.
Total ada 6 saluran pembuangan limbah menjulur ke sungai Pucang, Sidoarjo itu. Kondisi pembuangan saluran itu hanya berjarak sekitar 100 meter dari tempat pendidikan, yakni MAN Sidoarjo dan SMKN 3.
Sebelum meluruk PT Sekar Group, massa juga meluruk Pendopo Delta Sidoarjo. Mereka menuntut agar Pemda melakukan pencabutan izin dan memerintahkan Satpol PP mendampingi penutupan paksa di perusahaan yang produknya di eksport ke 44 negera itu.
“Saya jelas tidak mau memerintahkan Satpol PP. Pertimbangan kami adalah aturan. Kami berjalan berdasarkan regulasi,” kata Wakil Bupati Nur Ahmad Syaifudin.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Sidoarjo, Bahrul Amiq menambahkan, perusahaan Sekar Group sudah memiliki UKL, UPL dan Limbah B3. “Sudah memiliki semua, termasuk kita juga sudah melakukan pengawasan,” ujarnya.
Meski demikian, faktanya ketika dipertanyakan terkait pengawasan limbah di perusahaan tersebut, pihak DLHK tidak mengambil langsung sampling baku mutu air sungai yang terkadang mengakibatkan bau busuk menyengat di area perusahaan tersebut.
Hanya saja, pihak DLHK Sidoarjo mengklaim jika setiap bulan sudah melakukan uji Lab dari sampling baku mutu limbah tersebut.
Terpisah, General Manager PT Sekar Laut, Wiliam Cung, ketika dikonfirmasi sejumlah wartawan mengklaim jika pihaknya sudah melakukan pengolaan limbah sebelum di alirkan ke sungai. “Kita sudah memiliki tempat pengolaan limbah sendiri, baru setelah itu dialirkan ke sungai,” ungkapnya.
Ketika disinggung terkait bau busuk yang menyegat terkadang setiap sore, Wiliam mengaku masih melakukan pengecekan. “Jadi kami bukan membela diri, namun kami melakukan pengecekan. Limbah disini kita olah dulu baru muaranya ke sungai. Kita melakukan pengecekan secara rutin, bukan sekali dua kali,” jelasnya.
Meski demikian, ketika disinggung apakah pernah cek lokasi ke sekolah wilayah tersebut bahwa siswanya hampir setiap hari banyak yang muntah akibat bau busuk tersebut, dia mengaku masih belum. “Belum, belum pernah (meninjau ke lokasi sekolahan,” tutupnya.