Peristiwa

Perhutani Tutup Jalur Pendakian Gunung Penanggungan, Khawatir Serangan Lebah Susulan

MOJOKERTO, FaktualNews.co – Pasca terjadinya serangan lebah yang mengakibatkan 25 pendaki Gunung Penanggungan harus menjalani perawatan medis, Sabtu, 2 Desember 2017 lalu, kini jalur Pendakian Gunung Penanggungan dinyatakan ditutup.

Hal tersebut disampaikan wakil Administrasi, KPH Pasuruan, Heru Ristio. Pihaknya menyatakan, jalur pendakian di pos utama Desa Tamiajeng, Kecamatan Trawas, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur untuk sementara ditutup. Hal itu dilakukan agar insiden serangan lebah berbisa tidak terulang kembali.

Pihaknya juga menilai, potensi peristiwa sengatan lebah beracun di tengah ekstremnya cuaca ini dikhawatir kembali dialami pendaki lainnya.

”Kami tidak ingin serangan serupa dialami pendaki lainnya. Makanya, untuk mengantisipasi hal itu, sementara jalur pendakian di pos utama kita tutup,” katanya, Selasa (5/12/2017).

Insiden yang mengakibatkan 25 pendaki yang menjadi korban sengatan lebah Apis Dorsata atau biasa disebut tawon gung itu, 11 di lantaranya harus dilarikan ke Unit Gawat Darurat (UGD) Puskesmas Trawas.

Rata-rata, 11 korban tersebut mengalami gejala pusing, mual, demam dan lemah akibat efek kandungan racun dari sengatan lebah.

Masih kata Heru, antisipasi ini agar tidak terjadi korban lagi. Sebab, cuaca ekstrem dan tidak bersahabat berpotensi mengancam keselamatan pendaki di puncak Gunung Pawitra dengan ketinggian 1.653 mdpl.

Selain itu, lanjut Heru, sejauh ini, petugas di Penanggungan masih menelusuri keberadaan sarang lebah yang hidup di ketinggian 900-1.000 mpdl tersebut. ’’Khawatir kami, lebah-lebah itu masih bersarang di jalur pendakian,’’ tuturnya.

Bahayanya lagi kalau lebah itu berpindah dan mendekati puncak. Karena, kalau ada korban lagi akan menyulitkan kami dalam evakuasi,’’ tambahnya.

Dia mengaku, belum mengetahui persis keberadaan sarang lebah, masih di tempat semula atau telah berpindah. Sebab, hal itu masih belum diketahui pasti.

Insiden sengatan lebah berbisa yang dialami 25 pendaki ini menjadi perhatian serius Perhutani sebagai penanggung jawab pendakian. Apalagi, kejadian serupa dikabarkan pernah terjadi beberapa waktu lalu dan mengakibatkan satu warga setempat meninggal dunia.

Heru menegaskan, sepesies lebah sebenarnya tidak menyerang jika tidak tidak diganggu. Dia menduga serangan lebah itu terjadi karena sebelumnya ada yang merusak sarangnya. Dengan begitu, lebah-lebah terusik lalu menyerang orang di sekitarnya. ’’Naluri lebah itu seperti itu. Kalau tidak terusik tidak akan menyerang,’’ tandasnya.

Namun, siapa yang mengganggu serang lebah, Heru tidak mengarah pada para pendaki. Bisa saja akibat faktor cuaca yang belakangan terjadi di kawasan Gunung Pawitra. Semisal, terjadi hujan deras disertai angin kencang. ’’Lebah-lebah itu terusik karena kencangnya angin juga bisa,’’ bebernya.

Heru menambahkan, jalur Pendakian Gunung Penanggungan akan kembali dibuka saat kondisi jalur pendakian sudah dipastikan aman. “Jadi, setelah nanti dipastikan aman dan tidak ada ancaman, pendakian akan kita buka lagi.Lha itu, nunggu hasil perkembangan investigasi petugas di lapangan,’’ pungkasnya.