FaktualNews.co

Umbar Aurat, ISNU dan IKA PMII Sumenep Kecam Festival Batik 2017

Gaya Hidup     Dibaca : 2141 kali Penulis:
Umbar Aurat, ISNU dan IKA PMII Sumenep Kecam Festival Batik 2017
FaktualNews.co/Supanjie/

SUMENEP, FaktualNews.co – Pagelaran Sumenep Festival Batik menyambut Visit Sumenep 2018 yang digelar Dinas PU Binamarga Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, di Depan Masjid Agung Sumenep, Sabtu (9/12/2017), mendapatkan kecaman dari berbagai kalangan.

Ketua Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama’ (ISNU) Kabupaten Sumenep, Mohammad Husnan A Nafi’, mengecam keras kemasan Batik Fetival yang digelar karena dinilai terlalu vulgar mempertontonkan aurat di tengah masyarakat yang mayoritas agamis.

“Fetival ini telah menciderai karakteristik masyarakat Sumenep yang sangat agamis dan mayoritas santri. Sumenep banyak pesantren, banyak kyai tak seharusnya menampilkan yang vulgar di depan masjid jamik kayak itu,” katanya dikonfirmasi melalui sambungan telefon.

Husnan menilai, design program Visit Sumenep 2018 tidak disusun secara integratif, dengan nilai – nilai budaya, nilai agama dan nilai-nilai sosial masyarakat. Untuk itu pihaknya meminta Bupati Sumenep menegur dinas penyelenggara.

“Bupati harus turun tangan ini, jangan beri peluang event–event yang terlalu vulgar yang ditampilkan kepada khalayak ramai. Apalagi penyelenggaranya adalah pemerintah,” tegasnya.

Kritik senada disampaikan Ikatan Alumni Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (IKAPMII) Cabang Sumenep. Mereka menilai, pagelaran tersebut dinilai telah mempertontonkan aurat, bukan lagi pada nilai seni batik itu sendiri.

Ketua IKA PMII Sumenep, Joko Suhardi, mengaku prihatin dan miris terhadap penyelenggaraan Sumenep Festival Batik 2017. Hal itu karena ada peserta yang lebih menonjolkan desain busana batik yang mempertontonkan aurat, bukan lagi pada nilai seni (motif) batik itu sendiri.

“Batik Festival Sumenep kan sebagai upaya mempromosikan Visit Sumenep 2018, tapi pagelaran ini malah menciderai norma dan nilai budaya adi luhung Sumenep. Bahkan melanggar ajaran agama,” kata Ketua IKA PMII Sumenep, Joko Suhardi, Sabtu (9/12/2017).

Bahkan, menurut Joko, karya budaya bangsa ini telah ternodai dengan peragaan model yg menggunakan busana batik yg tampak terlihat jelas pada bagian sensitif tubuhnya. “Masak desain busananya harus dibolong-bolongin diwilayah tubuh sensitifnya,” ucapnya heran.

Lanjut Joko, Inovasi Pemkab Sumenep melalui Visit Sumenep 2018 memang harus didukung oleh semua lapisan masyakat. Namun, jelasnya, tatanan kehidupan yang berbudaya dan agamis harus juga diperhatikan oleh semua pihak, termasuk penyelenggaraan ivent seperti pada Batik Festival tersebut.

Dalam Festival tersebut, kata Joko, seharusnya penyelenggara membuat aturan dan ketentuan yang mempersyaratkan dengan kriteria yang tepat  pada desain busana yang akan ditampilkan, yakni mengenai norma, etika dan estetikanya.

“Panitia sudah teledor jika kemudian muncul model dengan busana bolong gitu. Padahal acara lainnya, seperti menghadirkan Puteri Indonesia sudah cukup bagus,” tukasnya.

Oleh karenanya, IKAPMII Sumenep akan mengkaji lebih detail kemungkinan adanya pelanggaran terhadap Undang -undang Pornografi dan Porno Aksi dari Batik Festival tersebut. “Bila memenuhi unsur-unsur pelanggarannya tidak menutup kemungkinan kami laporkan,” pungkas Joko.

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Muhammad Syafi'i