JOMBANG, FaktualNews.co – Bupati Jombang, Nyono Suharli Wihandoko melakukan pertemuan dengan sejumlah para kiai, dan tokoh masyarakat di Pendopo Kabupaten Jombang, Jawa Timur, Sabtu (23/12/2017).
Pertemuan itu berkaitan dengan pelaporan pembangunan Jombang masa pemimpinan duet Nyono Suharli Wihandoko-Hj Munjidah Wahab sejak 2013 sampai 2017 ini. Para kiai ini berasal dari Pesantren Bahrul Ulum, Mambaul Maarif, Darul Ulum, Tebuireng dan imam masjid serta musala.
“Kita ingin semua masyarakat tahu perkembangan Pemerintah Jombang. Karena selama ini Bupati dan Wakil Bupati hanya laporan ke DPRD Jombang,” jelas Nyono Suharli Wihandoko.
Menurut Nyono, kedepan ia bertekat akan mengadakan acara seperti ini setiap tahun. Nyono sengaja mengundang kiai dan tokoh masyarakat agar nanti bisa diteruskan dan dijelaskan pada musyarawarah desa dan jamaah.
“Ini model baru, pelaporan kinerja Pemerintah kepada tokoh masyarakat. Kita akan agendakan setiap tahun nanti,” ujarnya.
Nyono mengaku, selama empat tahun memimpin Kota Santri, Pemerintah Kabupaten Jombang telah membawa 57 penghargaan dari tingkat provinsi dan nasional. Ini merupakan koleksi penghargaan terbanyak sepanjang sejarah berdirinya Kabupaten Jombang.
“Dalam bidang pendidikan, ditingkat Taman Kanak-kanak dan Pendidikan Usia Dini (PAUD) ada 1.640 lembaga pendidikan dan sudah 921 dapat bantuan. Tinggal Raudlatul Atfal (RA) yang belum dapat anggaran karena belum ada aturan kesana, kalau dipaksa maka bahaya. Tapi 2018 insya Allah akan dapat,” paparnya.
Dinas Pendidikan mendapat jatah dana terbesar dibanding dinas lain. Dana tersebut nanti akan dibagi ke Sekolah Dasar (SD) Negeri sebanyak 511 dan 37 SD Swasta. Sedangkan ditingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) ada 43 lembaga berstatus negeri dan 80 lembaga swasta.
“Data yang kita punya, ada 191.225 siswa-siswi SD dan 8729 guru. Sebagian guru negeri maupun swasta sudah mendapat bantuan minimal Rp.150 ribu per orang. Kita juga memiliki sekolah Adiwiyata yang cukup banyak dari tingkat SD sampai SMP di Jatim,” terangnya.
Sedangkan dalam bidang kesehatan, Nyono dan Munjidah sudah membantu setiap Posyandu balita dengan bantuan Rp. 3 juta. Di Jombang ada 1597 posyandu balita dan 3627 kader penggerak posyandu. Uang bantuan tersebut digunakan untuk gaji kader dan operasional posyandu. Namun, ia tidak menjelaskan berapa bulan sekali dana tersebut diturunkan.
“Kita dengan dipimpin wakil bupati telah mendirikan Posyandu Lansia sebanyak 911 dan menampung 2359 kader. Setiap posyandu lansia kita bantu Rp. 1 juta dan tahun depan sama dengan posyandu balita. Selain itu, di Puskesmas juga dibuka poli posyandu lansia sebanyak 35 buah. Poli ini membuat lansia tidak perlu antri dan gratis,” beber Nyono lagi.
Tidak hanya itu, Pemkab Jombang berencana membangun pondok pesantren lansia. Pondok lansia itu akan diajarkan tata cara beribadah dan membaca Al Quraan. Di Jombang sendiri, sebut Nyono juga ada 83.357 orang yang harus menerima BPJS namun baru 9.296 ikut BPJS. Kekurangan ini akan dibantu dan dimasukkan ke Kartu Jombang Sehat (KJS) agar terlayani masalah kesehatannya.
“Tahun depan semua perangkat desa akan kita ikutkan ke BPJS,” tuturnya.
Terahir, Nyono mengharapkan para kiai dan tokoh masyarakat memberikan informasi yang jelas kepada masyarakat. Jika ada kekurangan di berbagai sisi maka silakan dimusyawarahkan. Biar tercipta kabar yang baik dan tidak membuat gaduh.
“Kita semua terbuka bagi masyarakat, Monggo ikut mengawasi kinerja Pemerintah Kabupaten Jombang. Jika ada baiknya itu dari Allah dan bila ada kurangnya mari kita benahi,” tandas Nyono.