Bom Bunuh Diri Tewaskan 41 Orang Di Kabul, ISIS Mengaku Bertanggung Jawab
KABUL, FaktualNews.co – Islamic State of Iraq and Syiria (ISIS) mengaku bertanggung jawab atas serangan beruntun yang menyasar kantor berita Afganistan dan pusat kebudayaan Syiah di kabul. Aksi brutal tersebut menewaskan 41 orang dan melukai 84 lainnya. Demikian dilansir dari laman foxnews.com.
Melalui agen propagandanya kelompok teroris tersebut menyatakan, pelaku bom bunuh diri mengenakan rompi berbahan peledak melakukan penyerangan bersamaan dengan ledakan tiga bom lainnya, pada Kamis (28/11/2017) waktu setempat.
Tidak ada pasukan Amerika Serikat atau anggota koalisi yang menjadi korban dalam serangan bunuh diri tersebut.
Menurut saksi yang diwawancarai Reuters, serangan tersebut terjadi saat sedang berlangsung sebuah diskusi panel tentang invansi terhadap Afganistan oleh bekas Uni Soviet pada tahun 1979. Sebagian peserta diskusi tersebut adalah mahasiswa.
Juru bicara Kementerian Dalam Negeri Afganistan, Najib Danish, mengatakan, sejumlah pelaku bom bunuh diri yang belum diketahui jumlahnya memicu sebuah ledakan di luar gedung, sebelum kemudian mereka memicu sejumlah ledakan susulan dari bahan peledak yang mereka letakkan di lantai dasar.
Mengutip keterangan sejumlah saksi, pemimpin Syiah Abdul Hussain Ramazandada mengatakan, sebelum meledakkan dirinya, seorang pelaku bom bunuh diri berhasil menyelinap masuk dan berpura-pura menjadi peserta diskusi.
Presiden Afganistan Ashraf Ghani menyebut serangan yang menyasar Pusat Kebudayaan Syiah itu sebagai ‘kejahatan kemanusiaan’.
Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh istana kepresidenan Ghani mengatakan, apa yang dilakukan para teroris adalah kejahatan terhadap Islam dan seluruh nilai kemanusiaan.
“Teroris telah membunuh warga kita. Teroris juga telah menyerang masjid kita, tempat suci kita. Dan sekarang mereka membunuh dan menyerang pusat kebudayaan kita,” katanya.
Gedung Pusat Kebudayaan Syiah terletak di bagian barat ibu kota, sebuah lingkungan Dasht-e-Barchi yang didominasi warga Syiah.
Pada awal tahun 2017 ISIS berjanji menargetkan serangannya kepada warga Syiah Afganistan menyusul serangan mereka ke kedutaan Iraq di Kabul. Sejak saat itu kelompok teroris mengaku bertanggung jawab atas dua serangan masjid Syiah di Ibu kota Afganistan dan di bagian barat kota Herat.
Sebelum kejadian itu, Gubernur Distrik Dawlat Abad, Mohammad Karim mengatakan pada Kamis (28/12/2017), sebuah ranjau yang ditanam di tepi jalan telah meledak hebat dan menewaskan enam anak gembala yang berusia antara 8 sampai 10 tahun pada Rabu (27/12/2017).
Hingga berita ini ditayangkan belum ada pihak yang menyatakan bertanggung jawab atas kejadian tersebut. Namun Karim menyalahkan Taliban. Ia menyebut gerilyawan menanam ranjau tersebut untuk menargetkan pejabat dan pasukan keamanan Afganistam.
Afghanistan tercatat sebagai negara dengan korban ranjau terbanyak di dunia. Itu termasuk jumlah korban bom yang ditanam di pinggir jalan yang mencapai 140 orang per bulan.