Sekolah Disegel, Siswa SDN Kranggan 1 Mojokerto Balik Kucing
MOJOKERTO, FaktualNews.co – Ratusan siswa SDN Kranggan 1, Kota Mojokerto, Jawa Timur, memilih kembali pulang pada hari pertama masuk sekolah pasca libur tahun baru 2017, Selasa (2/1/2017).
Sebab, sekolah tempat mereka menimba ilmu mereka disegel. Hal itu lantaran adanya sengketa antara pemilik lahan sekolah yang terletak di jalan raya Pekayon No 14, Kota Mojokerto tersebut, dengan Pemkot Mojokerto.
pantauan di lokasi di depan pintu gerbang utama masih terpasang plang atau banner bertuliskan permintaan ahli waris untuk me-nonaktifkan KBM akibat belum terselesaikannya sengketa tukar guling lahan antara pemkot dan ahli waris.
Sejumlah polisi dan TNI sejak pagi tampak melakukan penjagaan di depan gerbang sekolahan, selain itu juga terlihat beberapa wali murid yang mengantarkan anaknya harus pulang kembali.
Agus salah satu wali murid asal Pekayon mengatakan dirinya belum mendapatkan pemberitahuan tentang persoalan penyegelan sekolah itu. Dirinya baru mengetahui saat mengantarkan sang anak saat hendak masuk perdana di tahun 2018.
“Saya tidak tahu, setelah sampai disini ternyata disegel. Ya saya ajak pulang saja,” katanya saat ditemui di sekitar lokasi sekolah, Selasa (2/1/2018).
Agus menuturkan, seyogyanya hari ini merupakan hari pertama anaknya yang masih kelas dua itu masuk ke sekolah, setelah merayakan libur semester natal dan tahun baru. Namun ternyata kondisi sekolah disegel.
“Kami menyayangkan akan hal ini, seharusnya hari ini merupakan hari pertama proses belajar mengajar usai libur panjang,” terangnya.
Sementara itu Endang, Kepala Sekolah SDN Kranggan 1 menyatakan, sesuai kesepakatan antara wali murid, komite, dan pihak sekolah, disepakati hari ini kegiatan belajar mengajar diliburkan sementara dan siswa dianjurkan belajar di rumah.
“Sesuai rapat kemarin, hari ini diliburkan,” ungkapnya.
Dirinya menambahkan sebenarnya Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Mojokerto menyiapkan lokasi bagi 248 siswa mulai jenjang kelas I hingga VI untuk direlokasi di Aula Kantor Dispendik di Jalan Benteng Pancasila.
“Namun, banyak wali murid yang merasa keberatan karena pertimbangan akses yang terlalu jauh dan dikhawatirkan mempengaruhi psikologis anak,” paparnya.