Internasional

Puluhan Tahun Dilarang, Arab Saudi Persilahkan Bioskop Beroprasi

SURABAYA, FaktualNews.co – Arab Saudi mulai akhir pekan ini kembali menunjukkan film di bioskop, setelah larangan pemutaran film dicabut. Bioskop permanen pertama di Arab Saudi sudah bisa beroperasi awal bulan Maret, setelah pihak kerajaan mencabut larangan pemutaran film.

Langkah ini adalah bagian dari upaya reformasi dan liberalisasi, yang juga memperbolehkan perempuan Arab Saudi mengemudi mobil dan menyaksikan pertandingan sepakbola di stadion.

Untuk saat ini, otoritas Arab Saudi mengeluarkan peraturan sementara dan melengkapi gedung budaya di Jeddah yang dilengkapi dengan proyektor, karpet merah dan mesin popcorn.

“Sampai sekarang, tidak ada infrastruktur untuk bioskop, jadi kami mencoba memanfaatkan tempat alternatif untuk mendekati bentuk sinematik,” kata Mamdouh Salim, yang menyelenggarakan pemutaran film selama satu minggu.

“Kami mencoba menggunakan film-film ini untuk menjadi titik awal setelah keputusan pada 11 Desember untuk mengizinkan bioskop.”

Bioskop dilarang di Arab Saudi pada awal tahun 1980-an di bawah tekanan dari kelompok Islam yang ingin masyarakat menuruti aturan yang lebih konservatif dan melarang bercampurnya publik lelaki dan perempuan.

Langkah reformasi yang diprakarsai Putra Mahkota Mohammed bin Salman mencabut berbagai larangan dengan harapan agar bisa mendongkrak kegiatan ekonomi dan mengurangi ketergantungannya negara itu pada minyak.

Film yang akan diputar tetap harus melalui lembaga sensor untuk memastikan bahwa film-film itu sesuai dengan “nilai-nilai moral” kerajaan.

Lebih Menyenangkan

Setelah menonton The Emoji Movie bersama istri dan anak perempuannya pada hari Minggu malam (14/1), Sultan al-Otaibi yang berusia 28 tahun mengatakan bahwa orang-orang Saudi lebih senang melihat film di bioskop ketimbang di rumah.

“Ini lebih nyaman, lebih menyenangkan dengan perubahan pemandangan dan kegiatan di akhir pekan. Ini adalah langkah yang sangat terlambat, tapi syukurlah hal itu terjadi sekarang.”

Ribuan warga Saudi saat ini harus pergi ke Bahrain, Uni Emirat Arab dan negara-negara lain untuk mendapat hiburan serupa. Pemerintah Arab Saudi ingin mempertahankan uang yang dikeluarkan untuk perjalanan tersebut dan kini mengizinkan operasi bioskop.

Pihak berwenang berharap dapat segera membuka 300 gedung bioskop dengan 2.000 layar pada sampai 2030 dan membangun industri perfilman yang diharapkannya akan memberikan kontribusi lebih dari 24 miliar dolar AS untuk menunjang perekonomian dan menciptakan 30.000 lapangan kerja baru.

Jejaring bioskop regional dan internasional mulai mengincar pasar Arab Saudi dan dengan antusias menyasar kaum muda yang jumlahnya sekitar 70 persen dari populasi.

“Saya ingin melihat semuanya karena ini adalah sesuatu yang baru untuk Saudi,” kata pemain film berusia 30 tahun Ibtisam Abu Thalib. “Saya harap semuanya tersedia – aksi, percintaan, film anak-anak, komedi. Semuanya, Insyaallah.”