Guna Menghadang ISIS, Jerman-Turki Kembali Berdialog
Berlin dan Ankara memulai kembali rapat konsultasi reguler antar pemerintah setelah terputus hampir setahun. Hubungan kedua negara memburuk setelah kudeta yang gagal untuk tumbangkan Presiden Erdogan.Pejabat tinggi Turki dari Ankara dijadwalkan mengadakan pembicaraan dengan perwakilan Kementerian Dalam Negeri Jerman di Berlin pada hari Rabu (17/01), demikian dilansir media Jerman, Die Welt.
Pertemuan adalah yang pertama kalinya kembali digelar dalam hampir setahun terakhir ini. Laporan Die Welt menyebutkan, agenda pembahasan antara lain soal upaya bersama dalam memerangi kelompok teror ISIS.
“Jerman adalah titik awal dan tujuan bagi teroris jihadis, yang melakukan perjalanannya ke dan dari Suriah melalui Turki,” ujar seorang juru bicara Kementerian Dalam Negeri Jerman seperti dikutip Die Welt.
Dia mengatakan Turki berulang kali menjadi target “serangan besar-besaran oleh teroris Islamis”. Ia pun menambahkan bahwa masih ada kebutuhan nyata untuk bekerja sama erat dengan Turki dalam mengatasi terorisme.
Tahun penuh friksi
Konsultasi keamanan antara kedua sekutu NATO itu berakhir, terutama karena kemunduran hubungan bilateral. Pertemuan tingkat tinggi terakhir dilakukan pada bulan Februari tahun 2017 ketika Kanselir Angela Merkel melakukan kunjungan kenegaraan ke Turki dan melakukan pembicaraan resmi dengan presiden Erdogan.
Hubungan kedua negara memburuk setelah terjadi kudeta yang gagal terhadap Presiden Recep Tayyip Erdogan pada bulan Juli 2016.
Pemimpin Turki tersebut menuduh Jerman menyembunyikan pendukung ulama Islam Fethullah Gulen, pria yang diklaim Ankara menjadi dalang pemberontakan terhadapnya. Hampir 8.000 warga Turki, sebagian eks petinggi militer, mengajukan suaka di Jerman antara Januari dan November 2017. Demikian menurut data Kementerian Dalam Negeri yang dikutip oleh Die Welt.
Beberapa orang masih dipenjara
Sementara itu Berlin sangat vokal mengkritik tindakan keras pasca-kudeta Erdogan, setelah melihat ribuan orang yang diduga pengikut Gulen, termasuk beberapa warga Jerman, ditangkap dan dipenjara tanpa proses hukum.
Awal Januari 2018 lalu, para menteri luar negeri kedua negara bertemu di Antalya, Turki dan Goslan Jerman untuk mendorong dilakukannya normalisasi hubungan. Sejumlah warga Jerman yang dipenjara di Turki juga telah dibebaskan, meskipun wartawan Jerman Deniz Yücel, yang telah ditahan lebih dari 10 bulan tanpa tuduhan resmi, tetap meringkuk di balik jeruji besi.