Khofifah Dikritik Hadir di Rapat PKH Jatim, Panitia : Kami Ingin Mencuri Ilmu dari Ibu
SURABAYA, FaktualNews.co – Kritikan tajam dilontarkan berbagai pihak kepada bakal calon Gubernur (Bacabup) Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa. Lantaran kehadirannya Khofifah di acara Rapat Koordinasi Pendamping Program Keluarga Harapan (PKH) se-Jatim, Selasa (30/1/2018).
Kritikan tersebut ditujukan kepada Khofifah mengingat saat ini ia bukan lagi Menteri Sosial (Mensos) RI, melainkan Bacabup Jatim yang tengah mengikuti kontestasi Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jatim.
Koordinator Wilayah (Korwil) Pendamping PKH Jatim 1, Ari Dwi Prasetyo, menyatakan dengan tegas jika kehadiran Khofifah tersebut bukan keinginan Khofifah. Kehadiran Ketua PP Muslimat itu datang atas inisiatif Ari Dwi yang sengaja mengundangnya.
“Kami yang mengundang beliau karena kami yang butuh. Sehingga, kedatangan beliau bukan atas inisiatif Ibu Khofifah, namun kami,” kata Ari, Rabu (31/1/2018).
Ari menuturkan, tujuan pihaknya mengundang Khofifah adalah untuk meminta pertimbangan terkait program yang akan disusun selama setahun kedepan. Hal ini selaras dengan agenda dari pertemuan yang melibatkan 200 pendamping tersebut.
“Agenda ini rutin kami adakan di awal tahun. Tujuannya, kami ingin membuat rencana program selama setahun kedepan dalam mengembangkan bantuan kepada para pendamping,” ujar Ari.
Sehingga, pihaknya memang tak mengundang unsur Dinas Sosial ataupun Dirjen di bawah Kementerian Sosial.
“Wong kami ini menyusun program untuk dilaporkan ke atasan kami, masa kami juga mengundang atasan kami didalam pembahasannya. Ini internal dari para pendamping sendiri. Baru apabila setelah programnya jadi, kami akan laporkan ke jajaran terkait,” tandasnya.
Sehingga, dengan adanya arahan dari Khofifah, diharapkan program mereka dapat selaras dengan program nasional.
“Kami ingin mencuri ilmu dari Ibu Khofifah,” jelasnya.
Di acara tersebut, Khofifah juga mendapat apresiasi gelar ‘Ibu PKH’. Menurut Ari, gelar tersebut diberikan atas prestasi Khofifah menaikkan kualitas taraf hidup masyarakat melalui program ini.
“Ketika beliau memimpin kementerian sosial, terjadi lonjakan yang luar biasa, terutama dalam keberhasilan dan transformasi program. Sehingga, kami menganugrahkan gelar ini,” jelasnya.
Di dalam forum tersebut, juga tak disampaikan ajakan untuk memilih Khofifah. Ia pun dengan tegas membantah jika kegiatan tersebut di politisasi untuk kepentingan Khofifah dalam Pilgub Jatim.
“Beliau bicara soal PKH dan Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT). Tak pernah lepas dari itu. Apalagi, ngomong soal kampanye, tak ada itu. Sehingga, kalau ada yang bilang bahwa Ibu Khofifah tak rela melepaskan jabatan Menteri dan para pendamping PKH, itu salah. Bukan Ibu, namun kami yang tak rela,” pungkasnya.
Sebelumnya, beberapa pihak memang mengkritik kehadiran Khofifah di acara tersebut. Menurut pakar Politik Universitas Airlangga (Unair), Novri Susan, kehadiran Khofifah tersebut rentan multitafsir.
“Seharusnya Bu Khofifah bisa menahan diri dan menyadari karena posisinya saat ini sebagai calon gubernur. Kalau kapasitasnya itu sebagai menteri sosial tidak masalah itu memang tugas, tapi dia kan sebagai calon gubernur,” ujarnya.