Peristiwa

Anggota Dewan dan Perawat RSUD Moh Anwar Sumenep Nyaris Adu Jotos

SUMENEP, FaktualNews.co – Seorang anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, Indra Wahyudi, mengaku nyaris terlibat adu jotos dengan seorang petugas kesehatan di ruang inap pasien Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. H. Moh Anwar Sumenep.

Informasi yang berhasil dihimpun, peristiwa itu berawal saat politisi partai Demokrat ini menjenguk kerabatnya. Saat akan keluar dari ruangan, jam besuk sudah berakhir dan pintu ruangan ditutup.

Nah, versi Indra, pada saat yang bersamaan ia harus keluar karena ada tugas kedewanan di luar kota. Namun secara tegas petugas menolak membukanya.

“Saat itu, saya minta tolong petugas untuk membuka pintu. Saya jelaskan bahwa saya adalah anggota dewan yang saat ini akan melakukan tugas kedewanan ke luar kota. Saya khawatir ketinggalan pesawat,” ujarnya mengulang pernyataan seperti yang disampaikan kepada petugas.

Terlihat, seorang perawat sedang mencari kunci. Namun teman sejawatnya menolak. Bahkan, menurut penuturan Ketua Fraksi Demokrat ini, petugas yang menolak tadi menggebrak meja dan mengeluarkan kata-kata kasar.

Suasana menjadi tegang. Tidak hanya itu, dia juga mengancam akan mencegat Indra di luar. “Walau sampeyan anggota dewan, saya tidak takut,” demikian kata Indra menirukan ucapan petugas yang diduga bernama Sugik itu.

Pasca mendapatkan perlakuan tidak mengenakkan itu, Indra mengaku sangat kecewa dengan adanya petugas yang arogan di RSUD Sumenep.

Saharusnya, kata anggota DPRD dari daerah pemilihan IV ini, petugas rumah sakit bisa bersikap lebih ramah. Apalagi, yang bersangkutan adalah seorang perawat di rumah sakit.

“Kok bisa seorang perawat berlagak seperti preman? Seharusnya, perawat itu memberikan pelayanan dan petunjuk yang baik bagi keluarga pasien. Ini kan terbalik,” ucapnya heran.

Dikonfirmasi terpisah, Direktur RSUD dr H Moh Anwar Sumenep, dr. Fitril Akbar mengakui menerima laporan adanya insiden nyaris adu jotos itu. Pada Sabtu (10/2/2018) ini, pihaknya akan memanggil yang bersangkutan menjelaskan duduk persoalannya.

“Iya, saya mendapatkan laporan atas kejadian itu. Akan kita evaluasi. Jika teman-teman kita tidak memberikan pelayanan yang baik, tentu kita sanksi sesuai aturan yang ada,” kata Fitril kepada wartawan.

Bahkan, Fitril mempersilahkan masyarakat memberikan kritik dan sarat untuk perbaikan pelayanan di rumah sakit yang dipimpinnya. “Kita berharap tak hanya saat kejadian saja, tapi kita membuka kritik dan saran baik melalui PUSPA-RS atau langsung melalui kontak person pengaduan,” ujarnya.

Diluar itu semua, ia mengaku akan menjalankan roda organisasi dan kepemimpinan sesuai aturan dan prosidur, sehingga semua pihak harus mengikuti aturan.

“Semua pihak harus mengikuti aturan, dimana dan kapan waktu keluarga pasien boleh menjenguk, sehingga sama-sama enak antara petugas medis dan keluarga pasien,” sambung dia.

Selama ini, lanjut Fitril, selalu memberikan arahan kepada semua petugas di RSUD agar senantiasa memberikan pelayanan yang ramah dan baik kepada pasien dan keluarganya.

“Kita ini petugas kesehatan. Kita ini pelayan masyarakat. Tentunya kita harus memberi pelayanan yang baik bagi orang banyak,” tandasnya.