Anggota DPR RI Sidak Bulog
Kualitas Beras Lokal Dinilai Masih Lebih Baik Dibanding Beras Impor
SIDOARJO, FaktualNews.co – Kualitas 45 ribu ton beras yang diimpor oleh Pemerintah dari Thailand, dinilai tidak lebih baik dari beras nasional.
Penilaian itu disampaikan anggota DPR RI dari Komisi VI, Bambang Haryo Soekartono, di Sidoarjo, Senin (26/2/2018). Menurutnya, dibanding beras asli Indonesia, beras impor dari Thailand, kualitasnya malah jelek.
Pernyataan Bambang Haryo Soekartono disampaikan usai sidak beras impor yang dititipkan di Gudang Bulog Divre Surabaya Selatan yang berada di Kecamatan Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur, Senin.
Menurut Bambang, cukup aneh jika beras itu nantinya dikirim ke Indonesia bagian timur seperti Papua. Karena, ujar Bambang, saat ini di wilayah Papua sedang panen raya dan hasilnya mencapai 300 ribu ton.
“Jadi lebih banyak beras di Papua dari pada beras impor ini,” terangnya.
Politisi dari Partai Gerindra itu juga menyayangkan sikap pemerintah yang tidak mengintruksikan satgas pangan untuk turun dan memantau saat harga beras mengalami lonjakan pada akhir tahun kemarin. Padahal, dari lonjakan harga tersebut, akhirnya muncul gagasan impor beras.
“Tahun kemarin di bulan November, Desember tahun 2017 harga beras naik, tapi tidak ada satupun satgas pangan yang turun. Kenapa kalau ada satgas pangan kalau tidak diturunkan. Nah, ini yang saya sesalkan,” terangnya.
Bambang menyatakan, impor beras seharusnya tidak mengacu kepada Bulog saja. Melainkan suplai yang ada di bulog, juga yang ada di swasta.
Padahal, lanjutnya, yang ada di swasta terdapat 95 persen. “Kalau impor impor terus, petani kita bisa-bisa apatis tidak mau bertani lagi,” terangnya.
Beras impor ini, lanjut Bambang, kualitasnya lumayan bagus. Namun, beras ini tidak akan laku kalau dijual di Jawa. Karena kategori beras ini pera, bukan pulen. Sedangkan hampir 70 persen masyarakat Indonesia suka beras pulen.
“Kategori beras pera ini kalau dijual, hanya laku di Kalimantan Selatan. Lah sedangkan di Kalimantan Selatan saat ini lagi surpluse beras. Nah, kalau seperti ini akan dijual kemana beras impor ini,” pungkasnya.