JAKARTA, FaktualNews.co – Head of Community Affairs Facebook untuk kawasan Asia Pasifik, Clair Deevy menegaskan, perusahaan jejaring sosial Facebook tidak akan memberi toleransi kepada pihak-pihak penyebar ujaran kebencian.
Dilansir Anadolu Agency, perusahaan yang berkantor pusat di Menlo Park, California, Amerika Serikat, menyatakan tidak memberikan ruang untuk penggunanya di Indonesia yang menyebarkan ujaran kebencian.
“Kami zero-tolerance tentang hate-speech ataupun kelompok yang menyebarkan kebencian. Facebook bekerjasama dengan dengan pemerintah untuk menangani konten-konten seperti itu,” ujar Deevy di Jakarta, Selasa (27/2/2018).
Dia berharap, pengguna di Indonesia berani melayangkan laporan ke Facebook saat melihat langsung konten bermuatan ujaran kebencian tersebar.
“Tidak ada ruang sama sekali di Facebook untuk hal tersebut. Itu sudah jelas tertera dalam aturan penggunaan Facebook. Berkaitan dengan apa yang disediakan Facebook, kami memiliki fitur laporan jika ada temuan oleh pengguna,” imbuh Deevy.
Tidak hanya mengandalkan fitur Report, Deevy memastikan, Facebook juga bekerjasama dengan aparat penegak hukum dalam memproses laporan-laporan yang diterima perusahaannya.
Analis foto DNA, kata Deevy, menjadi salah satu teknologi yang digunakan oleh Facebook dalam menangani konten berbau ujaran kebencian ataupun hoax. Selain itu, ada juga teknologi Artificial Intelligence (kecerdasan buatan) yang dipasang Facebook sebagai penyaring konten negatif.
“Kami pastikan pada setiap users, bahwa setiap foto memiliki jejak digital yang bisa dilacak,” kata dia.
Literasi Digital versi Facebook
Untuk menangani penyebaran konten negatif, Facebook bekerjasama dengan Yayasan Cinta Anak Bangsa (YCAB) dan Do Something Indonesia mengedukasi kampanye cerdas dalam menggunakan sosial media.
Deevy mengatakan, program Think Before You Share yang digalakkan Facebook dibuat agar remaja Indonesia memiliki kemampuan dasar dan akses ke sumber referensi yang mereka butuhkan, agar kemudian menjadi bijak dalam membuat keputusan mengenai informasi apa yang dapat mereka bagikan secara online.
“Berpikir kritis dan berempati dapat diaplikasikan di segala hal, termasuk juga menyebarkan konten terkait isu Pemilu yang akan dihadapi oleh Indonesia tahun ini. Kami ingin menciptakan komunitas online yang lebih aman,” kata dia.
Tidak hanya di Indonesia, Facebook juga telah melaksanakan program serupa di beberapa negara seperti di Australia, Selandia Baru, dan di kawasan Asia seperti Jepang, Singapura dan Filipina.