Anggota DPR Eni Maulani Salurkan Bantuan Pengelolaan Kotoran Ternak Jadi Biogas
GRESIK, FaktualNews.co – Limbah kotoran sapi (teletong) bila tidak dikelola dengan baik akan menimbulkan bau tak sedap dan bisa mencemari lingkungan.
Namun, kini ada sebuah teknologi biodigester yang mampu menyulap teletong menjadi biogas atau bahan bakar alternatif pengganti elpiji dan listrik.
Berharap manfaat teknologi ini bisa dirasakan langsung oleh masyarakat, anggota DPR RI, Eni Maulani Saragih, menggandeng Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) untuk memberikan bantuan kepada 8 peternak sapi di Kecamatan Panceng, Dukun, Menganti dan Wringinanom Kabupaten Gresik.
Program bantuan Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL) Ternak senilai Rp 1 milyar ini diberikan secara simbolis kepada H. Soleh, seorang peternak asal Desa Campurejo Kecamatan Panceng Kabupaten Gresik, pada Kamis (01/02/2018) siang.
Tampak mendampingi perwakilan dari KLHK Tulus Laksono, Ketua DPD Golkar Gresik Ahmad Nurhamim dan anggota DPRD Gresik dari Fraksi Golkar Asroin Widyana.
“Bantuan ini sebagai langkah kongkret kami mengurangi pencemaran yang ditimbulkan dari usaha peternakan,” ujar Eni Maulani.
Dia menyebut, teknologi Biodigester ini nantinya bisa menghemat kebutuhan elpiji dan listrik secara gratis. “Semisal ada peternak punya 100 ekor sapi, maka bisa menghasilkan biogas untuk kebutuhan elpiji dan listrik 15 hingga 20 rumah,” paparnya.
Eni pun berharap teknologi biodigester ini bisa berdampak langsung kepada para peternak dan tetangga sekitarnya. “Karena nantinya akan dibangun instalasi ke rumah-rumah warga yang tidak berjauhan dari lokasi pengelolaan IPAL ternak ini,” pungkasnya.
Tulus Laksono menjelaskan, penggunaan teknologi ini dengan cara mengalirkan teletong ke sebuah penampungan yang telah dipasang tabung. Di situ proses fermentasi akan berlangsung selama 25 hari. “Selanjutnya akan menghasilkan biogas,” ujarnya.
Untuk menghitung jumlah biogas yang akan dihasilkan, lanjut Laksono, 1 ekor sapi idealnya menghasilkan 60 liter teletong plus air. Sehingga bila ditotal 60 x 25 x 20 persen sama dengan 300 liter biogas. “Teknologi ini bisa menyesuaikan jumlah ekor sapi yang ada di kandang,” imbuhnya.