Partisipasi Perempuan Indonesia dalam Politik Masih Rendah
JAKARTA, FaktualNews.co – Banyak perempuan di Indonesia yang trauma berpolitik. Partai politik di Indonesia masih kesulitan menarik perempuan untuk masuk ke gelanggang politik.
Ketua Sayap Perempuan Partai Golkar, Hetifah Sjaifudian menjelaskan, banyak perempuan yang trauma berpolitik karena besarnya cost dan beberapa politisi yang terjerat kasus korupsi.
“Banyak kader bagus yang sempat maju di Pemilu 2014. Tapi mereka kapok karena tidak balik modal,” ujar Hetifah di Jakarta, Senin (5/3/2018).
“Banyak operasi tangkap tangan terhadap politisi perempuan sehingga keluarga ragu istrinya masuk ke politik,” tambah Hetifah, dilansir Anadolu Agency.
Kondisi minimnya angka partisipasi perempuan dalam politik diperkuat dalam laporan Global Gender Gap tahun 2017 dari Forum Ekonomi Dunia.
Dari 144 negara yang dievaluasi, Indonesia menempati peringkat ke-63 dalam hal kemajuan pencapaian kesetaraan gender di bidang politik.
Menurut Direktur Eksekutif International Foundation for Electoral Systems (IFES) Indonesia Admira Salim, UU Pemilu tahun 2017 menunjukkan bagaimana reformasi di bidang politik masih memerlukan perhatian lebih di bidang kesetaraan gender.
“UU tersebut tidak memasukkan usulan penguatan keterwakilan perempuan, baik di lembaga penyelenggara Pemilu maupun di parlemen,” jelas Admira.
Admira juga menjelaskan UU pemilu tidak memasukkan persyaratan yang memungkinkan penerapan sistem zipper di mana calon legislatif perempuan ditempatkan selang-seling dengan laki-laki.
“Atau menempatkan perempuan di nomor urut satu dalam daftar kandidat di setidaknya 30 persen daerah pemilihan sebagai pengaturan yang mengikat,” kata Admira.